WahanaNews-Jogja | PT PLN (Persero) bakal mengalihkan aset Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pacitan dengan menggunakan skema Energy Transition Mechanism (ETM) yang disusun Kementerian Keuangan. Transaksi ini nantinya akan berujung pada percepatan pemensiunan PLTU.
Ini dilakukan menyusul langkah perusahaan yang terlebih dahulu berencana mengalihkan aset PLTU Pelabuhan Ratu berkapasitas 3 x 350 Mega Watt (MW) kepada PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Baca Juga:
PLN dan PTBA Rampingkan Dampak Lingkungan Tambang Lewat Inovasi Ini
Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN Evy Haryadi membeberkan rencana pelepasan dua aset PLTU nantinya akan menggunakan skema pengalihan (spin off) aset dengan pembiayaan campuran yang melibatkan para investor. Adapun dua PLTU yang akan dialihkan bernilai sebesar US$ 1,6 miliar, masing-masing US$ 800 juta.
"Totalnya US$ 1,6 miliar untuk dua PLTU. Pacitan akan kerja sama dengan investor internasional. Ini yang satu (PLTU Pelabuhan Ratu) sinergi. Kita sedang mencari investor karena pada dasarnya tergantung pada konsep refinancing. Di sana diperlukan satu blended finance yang lebih murah," kata Evy ditemui di Nusa Dua, Bali, Selasa (19/10/2022).
Evy mengatakan skema pengalihan aset PLTU dengan menggunakan pembiayaan campuran atau blended financing yang telah didesain Kementerian Keuangan. Pengalihan aset pembangkit ditujukan sebagai upaya perusahaan untuk mempersingkat masa usia operasional PLTU.
Baca Juga:
Direktur Utama PLN Sebut Transformasi FABA Upaya Capai ZNE 2060
"Sudah didesain oleh Menteri Keuangan untuk menerima seluruh dana-dana, pihak-pihak seperti filantropi, green financing. Sehingga ada dana-dana murah masuk untuk membantu kita proses retirement," kata dia.
Untuk diketahui, PT PLN (Persero) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melakukan penjajakan dalam pengakhiran lebih awal (early retirement) salah satu PLTU, yakni PLTU Pelabuhan Ratu, Jawa Barat.
Komitmen ini dituangkan dalam penandatanganan Principal Framework Agreement dalam rangkaian agenda Stated-Owned Enterprises (SOE) International Conference di Bali, Selasa (18/10).