WahanaNews-Jogja | PT PLN berupaya untuk tinggalkan energy fosil secara bertahap untuk menekan emisi. Salah satu upayanya adalah bangun energi baru terbarukan dalam skala besar.
"PLN menargetkan penambahan kapasitas EBT pada 2030 sesuai RUPTL yang direncanakan sebesar 20,9 GW. Pembangkit EBT akan mendominasi penambahan kapasitas pembangkit dengan total bauran energi di tahun 2030 sebesar 24,8%," kata Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN Wiluyo Kusdwiharto dalam acara bincang-bincang EBTKE ConEx 2022 bertajuk Energy Transition, From Commitment To Action, di Jakarta, baru-baru ini.
Baca Juga:
Kalimantan Selatan Tuan Rumah, Ini Arti dan Makna Logo Resmi HPN 2025
Menurut dia PLN telah membuat realisasi dan progres inisiatif menuju netral karbon di 2060 seperti pembangunan pembangkit EBT sebesar 623 MW. Pada April 2022, PLN telah berhasil menambah kapasitas 57 MW.
"Rinciannya, pemanfaatan biomassa mencapai 285 ribu ton, implementasi cofiring di 31 lokasi, dan progres konstruksi PLTP Sorik Merapi telah mencapai 96%," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana terus mendorong PLN meninggalkan energi fosil secara bertahap hingga emisi dapat ditekan menjadi nol.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
Hal itu sejalan dengan target pemerintah yang menargetkan emisi nol bersih atau NZE pada tahun 2060 atau lebih cepat.
"Kebijakan utama seperti target net zero emisi, moratorium PLTU, dan implementasi harga karbon memberikan nada positif bagi transisi energi di tahun-tahun mendatang," kata dia.
Dadan mengungkapkan bahwa tahun ini pemerintah menetapkan komitmen baru yang lebih kuat dari pada tahun lalu untuk aksi iklim mewujudkan transisi energi di Indonesia.
"Kami berharap kegiatan Indonesia EBTKE ConEx tahun ini dapat menjadi tempat seluruh pemangku kepentingan memberikan dukungan agar transisi energi berjalan sesuai jalur," kata dia. [non]