WahanaNews-Jogja| Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebutkan sekitar 10 dari 200 hektare tanaman cabai di wilayah itu terserang hama patek hingga hasil panen tidak optimal.
"Dari total sekitar 200 hektare tanaman cabai, kira-kira yang terserang patek mencapai sekitar 10 hektare, namun hanya spot spot saja sehingga tetap bisa ditangani," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman Suparmono di Sleman, Selasa.
Baca Juga:
BBPOM Banjarmasin Tekankan Komunitas Pasar Jaga Keamanan Mutu Pangan Olahan Konsumen
Menurut dia, hama patek yang disebabkan jamur Colletotrichum tersebut dapat menyerang hampir seluruh tanaman mulai dari ranting, daun, cabang hingga buah.
"Gejala yang ditimbulkan seperti bercak melingkar berwarna coklat," katanya.
Ia mengatakan, tanaman cabai yang terserang hama patek masih bisa dipanen, namun kuantitas maupun kualitas buah rendah.
Baca Juga:
KPU Gorontalo Gelar Bimtek Tahapan Pemungutan dan Penghitungan Pilkada Serentak 2024
"Tanaman cabai normal dalam satu hektare bisa menghasilkan 6 hingga 7 ton maka luasan lahan yang sama untuk tanaman yang kena patek cuma bisa menghasilkan 4 ton," katanya.
Suparmono mengatakan, sebenarnya dengan harga yang saat ini sedang melambung tinggi, petani masih bisa mendapatkan untung, karena buah cabai yang terserang patek juga masih laku dijual.
"Tetapi memang harga cabai yang terserang patek ini sangat murah sekitar Rp10.000 hingga Rp15.000 per kilogram. BEP (Break Even Point) cabai di Sleman sekitar Rp12,500, sehingga jika dijual dengan harga Rp15 ribu per kilogram) masih di atas BEP," katanya.
Ia mengatakan, beberapa upaya terus dilakukan untuk menanggulangi penyakit pathek tanaman cabai, salah satunya dengan rutin menggelar bimbingan teknis (Bimtek) di sejumlah tempat. Kemudian, bersama Balai Proteksi Tanaman Pertanian DIY dan Regu pengendali tanaman dan masyarakat melakukan Gerakan pengendalian hama cabai.
"Mereka kami dorong secara mandiri, melakukan pelatihan kepada anggotanya, keuntungan dari pelatihan adalah jika harga tidak bagus bisa mengurangi kerugian petani," katanya.[zbr]