WahanaNews-Jogja | Pemerintah Kota Yogyakarta kembali berlakukan berbagai aturan pembatasan kegiatan masyarakat dan perkantoran sebagai usaha untuk menekan potensi penularan Covid-19.
"Pembatasan kegiatan di masyarakat dilakukan dengan dua cara, yaitu pembatasan jenis kegiatannya dan juga pembatasan kapasitas peserta apabila kegiatan masih dilakukan," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Minggu.
Baca Juga:
Kenang Ryanto Ulil, Brigjen TNI Elphis Rudy: Saya yang Antar Dia Jadi Polisi, Kini Antar ke Peristirahatan Terakhir
Dengan pembatasan tersebut, Heroe berharap dapat mengurangi potensi interaksi warga dalam berbagai kegiatan masyarakat sehingga mengurangi potensi paparan jika di tengah masyarakat ada warga yang terpapar Covid-19, tetapi tanpa gejala.
Menurut dia, sekitar 91 persen temuan kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta berasal dari penularan di masyarakat, sehingga pembatasan kegiatan menjadi salah satu langkah yang perlu dilakukan.
"Saat ini, sebaran kasus sudah ada di tengah masyarakat. Sudah sangat sulit mendeteksi alur paparan awal dan pola sebarannya. Sehingga yang perlu dilakukan adalah membatasi interaksi," katanya.
Baca Juga:
OTT di Bengkulu, KPK Amankan 8 Pejabat dan Sita Sejumlah Uang Tunai
Selain membatasi kegiatan di masyarakat, Heroe menyebut juga sudah melakukan pembatasan kegiatan di lingkungan perkantoran, khususnya di Pemerintah Kota Yogyakarta.
"Kegiatan di perkantoran pun lebih banyak dilakukan secara daring dan memperbanyak bekerja di rumah (WFH) karena lingkungan perkantoran juga rentan terjadinya paparan dan nantinya bisa menyebar ke keluarga," katanya.
Pada 1-7 Maret juga diberlakukan pembelajaran secara daring untuk seluruh jenjang sekolah di kota tersebut sebagai upaya untuk menurunkan kasus.
Pembatasan kegiatan dan interaksi masyarakat tersebut, lanjut Heroe juga diharapkan dapat menurunkan potensi penularan varian omicron, Omicron Siluman yang kasusnya sudah terdeteksi di DIY.
"Pencegahan paparan berbagai varian virus Covid-19 pada dasarnya sama, yaitu menerapkan protokol kesehatan, termasuk mengurangi interaksi meskipun sampai saat ini belum diketahui secara pasti tingkat keparahan yang disebabkan varian omicron siluman tersebut," katanya.
Ia berharap, seluruh masyarakat disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, sehingga upaya menurunkan kasus aktif membuahkan hasil karena saat ini temuan kasus baru cukup stabil dengan tingkat kesembuhan yang baik.
Hingga Sabtu (5/3) terdapat 3.489 kasus aktif di Kota Yogyakarta. Jumlah tersebut turun dibanding Jumat (4/3) dengan 3.617 kasus aktif.[non]