Jogja.WahanaNews.co, Gunungkidul - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melaporkan penurunan angka stunting sebesar 1,3 persen, dari 23,5 persen pada tahun 2022 menjadi 22,2 persen pada tahun 2023.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta di Gunungkidul, Minggu (12/5/2024), mengatakan pihaknya bersyukur angka stunting turun di Kabupaten Gunungkidul.
Baca Juga:
Pemerintah Kota Semarang Raih Penghargaan Terbaik I Penanganan Stunting di Jawa Tengah
"Pemkab telah melakukan banyak hal dalam percepatan penurunan stunting. Salah satunya adalah terwujudnya konvergensi yang nyata di semua jenjang mulai dari kabupaten, kapanewon, kalurahan hingga keluarga," katanya.
Ia mengatakan upaya ini merupakan kolaborasi berbagai mitra dari unsur pemerintah, CSR, lembaga swadaya masyarakat, akademisi, komunitas masyarakat, tim pendamping keluarga hingga komitmen dari semua sasaran yang meliputi remaja, calon pengantin, ibu hamil, hingga baduta dan balita melalui kegiatan yang bersifat spesifik dan sensitif.
Upaya yang dilakukan berdasarkan indikator spesifik (kesehatan) di antaranya seperti pemberian PMT, pemenuhan gizi dan pola asuh lebih sebagai upaya represif dan indikator sensitif (nonkesehatan) sebagai upaya preventif misalnya penyediaan sarana air minum yang layak, penyediaan jamban yang layak, edukasi dan pendampingan sasaran hingga perbaikan rumah tidak layak huni di beberapa lokasi.
Baca Juga:
Bele Mo'o Sehati: Strategi Dinkes Gorontalo Tangani Stunting dengan One Stop Service
"Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga masyarakat atas partisipasi, kepedulian dan kerjasamanya, sehingga apa yang kita upayakan selama ini dapat terwujud," katanya.
Ke depan, lanjut Sunaryanta, Pemkab Gunungkidul terus berupaya melakukan intervensi agar stunting di Gunungkidul terus terjadi penurunan, sehingga akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
"Pemkab Gunungkidul mengupayakan penurunan stunting dengan berbagai kebijakan intervensi kegiatan yang langsung dapat dirasakan dampaknya," katanya.