WahanaNews-Jogja | PT PLN (Persero) mendapatkan penyertaan modal negara (PMN) dari pemerintah sebesar Rp 10 triliun di tahun 2023 untuk penugasan membangun infrastruktur listrik di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).
Terakait hal tersebut, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, pihaknya sudah memetakan wilayah 3T yang belum teraliri listrik. Saat ini, ratio elektrifikasi PLN di Indonesia secara umum 97,4 persen.
Baca Juga:
PLN Terus Berinovasi untuk Listrikkan Daerah 3T Tanah Air
“Kami sudah petakan daerah-daerah mana yang belum teraliri listrik. Karena ada daerah yang benar-benar terisolir, strategi kita mencari sumber daya apa yang tersedia di daerah tersebut. Kita akan memanfaatkan hydro, panas bumi, angin, atau tenaga surya dari daerah setempat untuk menghasilkan listrik,” kata Darmawan dalam siaran pers, Jumat (7/10/2022).
Darmawan mengatakan, penyediaan listrik untuk daerah 3T memang punya tantangan tersendiri.
Sebab, infrastrukturnya belum memadai dan secara kalkulasi ekonomi cukup sulit. Untuk itu, PLN akan memanfaatkan dukungan PMN dari pemerintah untuk mendorong proyek tersebut.
Baca Juga:
SuperSUN: Program PLN yang Menerangi Daerah 3T Tanah Air
"Kami mengalokasikan Rp 1,7 triliun untuk pembangunan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan (EBT) dan Rp 4,5 triliun untuk distribusi listrik daerah 3T,” ujar Darmawan.
Darmawan mengatakan, daerah terpencil berhak menikmati energi listrik, sehingga proses ini harus segera diwujudkan dalam bentuk nyata.
Di sisi lain, ada antusiasme warga di kawasan 3T ketika memperoleh dukungan listrik dari PLN. Darmawan bilang, banyak masyarakat ikut gotong royong dalam proses penyambungan listrik.