WahanaNews-Jogja | Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengungkapkan, pihaknya menargetkan tingkat kemiskinan ekstrem turun ke level 1,5 persen-2 persen pada 2023. Angka ini setara dengan mengurangi jumlah orang miskin sebanyak 2,5 juta-3 juta orang.
"Lewat penghapusan kemiskinan ekstrem diharapkan pada 2023 turun ke 1,5 persen-2 persen atau kurangi kemiskinan 2,5 juta-3 juta orang," ungkapnya dalam Kick Off Meeting Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2023, Kamis (17/2).
Baca Juga:
Melayani Sebagai Ungkapan Syukur, Sosok Inspiratif Linus L. Daeli dari Gereja Trinitas Paroki Cengkareng
Suharso mengatakan target itu sejalan dengan target penurunan kemiskinan ekstrem ke level 1 persen-0 persen pada 2024 mendatang.
Sebelumnya, Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan target penurunan kemiskinan ekstrem menjadi nol persen sesuai dengan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals/SDGs.
"Ini sejalan komitmen global untuk menghapuskan kemiskinan ekstrem pada tahun 2030. Namun, Bapak Presiden menugaskan kita semua untuk dapat menuntaskannya enam tahun lebih cepat, yaitu pada akhir tahun 2024," kata Ma'ruf.
Baca Juga:
Sambut Masa Tenang Pilkada Jakarta, KPU Jakbar Gelar Panggung Hiburan Rakyat
Menurut Ma'ruf, pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah melaksanakan pelbagai program pengentasan kemiskinan ekstrem yang terbagi dalam dua kelompok.
Rinciannya, kelompok program untuk menurunkan beban pengeluaran rumah tangga miskin dan kelompok program untuk meningkatkan produktivitas masyarakat miskin.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia tembus 27,55 juta per September 2021. Jumlah tersebut naik dari posisi Maret 2021 yang hanya sebanyak 26,42 juta.