Sebagai perkiraan awal, lanjut Oke, harga tempe akan berkisar antara Rp10.300-Rp10.600 per kg. Sementara harga tahu sebesar Rp52.450-Rp53.700 per papan atau Rp650-Rp700 per potong.
Namun demikian, Oke menegaskan bahwa pemerintah akan menjaga ketersediaan kedelai walaupun harganya tinggi.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
"Karena kami paham kedelai ini menjadi salah satu barang pokok yang menjadi kebutuhan utama masyarakat Indonesia dikaitkan dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang mengonsumsi tahu dan tempe," kata Oke.
Di lapangan, kenaikan harga kedelai sebagai bahan baku dari tempe dan tahu khususnya kedelai impor memang sudah terpantau terus naik. Salah satunya di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Kini harga kedelai impor 1kg di Kudus mencapai Rp11.000 dari harga normal sebelumnya berkisar Rp6.500/kg.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
"Kenaikan harganya bertahap. Sejak pertengahan 2021, sudah naik berkisar Rp9.000-an per kilogramnya," kata Manajer Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus Amar Ma'ruf di Kudus, Sabtu (12/2).
"Sedangkan, awal pekan ini harga jual di pasaran berkisar Rp10.900/kg, kemudian per Jumat (11/2) naik menjadi Rp11.000/kg," lanjutnya.
Menurutnya, penyebab tingginya harga jual komoditas impor tersebut di antaranya karena hasil panen dari negara asal berkurang sehingga harga di pasaran negara asal juga naik serta adanya kenaikan indeks.