Rendahnya positivity rate atau persentase kasus positif corona di DIY, menurut dia, juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi lamanya proses pengumpulan sampel untuk WGS.
"Kami sudah ada beberapa sampel tapi itu kemungkinan besar juga bukan Omicron masih Delta, karena juga bukan kasus probable," kata dia.
Baca Juga:
Kasus Polisi Tembak Polisi, Kapolda Sumbar Irjen Suharyono Terancam Dicopot
Gunadi menyebutkan hingga saat ini persediaan reagen sebagai salah satu bahan tes WGS di DIY masih melimpah.
Dari sebanyak 384 reagen bantuan dari Gates Foundation melalui Kemkes RI untuk Pokja UGM, kata dia, baru digunakan 96 reagen.
Gunadi mengatakan meski belum terdeteksi varian Omicron di DIY melalui WGS, belum bisa disimpulkan bahwa varian itu belum ada di DIY. Apalagi, momentum libur akhir tahun kemarin cukup banyak menarik pengunjung ke DIY.
Baca Juga:
Proyek Paving Block SDN O18439 Sentang Asahan Diduga Dikerjakan Asal Jadi
Data Kemenkes RI yang menunjukkan bahwa secara nasional sudah ada 152 kasus Omicron di Indonesia, menurut dia, patut menjadi kewaspadaan bersama dengan tetap menjaga protokol kesehatan.
Kendati studi menunjukkan bahwa varian Omicron cenderung menyebabkan penyakit yang lebih ringan ketimbang Delta, ia meminta masyarakat tidak meremehkan.
"Kalau itu mengenai orang yang rentan, orang tua yang tidak bisa divaksin karena alasan kesehatan, itu bisa sangat berbahaya," ujar Gunadi.