WahanaNews-Jogja | PT PLN (Persero) tetap bertahan di tengah lesunya perekonomian nasional akibat pandemi Covid-19 pada tahun 2020-2021 dan menciptakan nilai berkelanjutan. Keberhasilan ini tidak terlepas dari strategi dengan implementasi Governance, Risk and Compliance (GRC).
Dalam Seminar Governance, Risk and Compliance (GRC) Summit 2022 bertajuk Sailing in Multiverse of Uncertainty, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, Sinthya Roesly mengungkapkan, GRC diimplementasikan dalam pengelolaan siklus hidup aset, mulai dari perencanaan investasi melalui Komite Investasi dan Cash War Room (CWR), termasuk peningkatan kualitas pengambilan keputusan untuk semua proses bisnis.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
Hal ini mencerminkan komitmen PLN untuk meningkatkan tata kelola sehingga akuntabilitas atas proses yang dijalankan dapat selalu terjaga.
"Sebagai perusahaan yang diberi mandat untuk melistriki negeri, PLN memiliki peran penting dalam menjalankan pelayanan kelistrikan dari hulu sampai hilir. Hal ini perlu dikelola dengan baik dan cermat oleh perseroan," kata Sinthya.
Sinthya mengungkapkan, perjalanan CWR di PLN dimulai pada pertengahan 2020 ketika pandemi melanda. CWR 1.0 dijalankan dengan fokus utama untuk meningkatkan cash and liquidity.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Pada April 2021 digulirkan CWR 2.0 dengan skema kerja berbasis pengendalian anggaran dan central planning. CWR 3.0 yang baru dirilis pada Agustus 2022 kemarin, menambahkan 3 workstream lain yaitu ESG, risiko keuangan, dan manajemen aset.
Dengan melakukan pendalaman dan memperluas transformasi bisnis, pada tahun 2020 Cash War Room dapat merealisasikan cash release sekitar Rp 20 triliun dan tambahan cash release sekitar Rp 7 triliun di tahun 2021.
Kenaikan EBITDA di tahun 2021 sekitar Rp 6 triliun dapat terealisasi yang merupakan hasil dari intervensi dan fokus pada perbaikan KPI.