Jogja.WahanaNews.co, Sleman - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, secara simbolis menyerahkan hibah motor roda tiga kepada lima pengelola Tempat Pengolahan Sampah (TPS) di Kapanewon (Kecamatan) Minggir, serta bantuan sarana prasarana kepada tiga Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).
Bantuan diserahkan langsung oleh Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo pada puncak peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), Sabtu (10/3/2024).
Baca Juga:
Dinas Lingkungan Hidup Kalsel Berikan Penghargaan Perkantoran Rendah Karbon dan Berketahanan Iklim
Kustini mengatakan peringatan HPSN menjadi momen penting untuk menangani sampah.
"Peringatan HPSN ini tudak hanya sebagai pengingat, namun juga sebagai kesempatan untuk memperkuat komitmen pemerintah dengan seluruh masyarakat dalam mengurangi dan mengelola sampah," katanya.
Bupati Sleman juga menyampaikan apresiasi serta terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat khususnya di bidang lingkungan yang telah membantu dan bekerja sama dalam menangani sampah.
Baca Juga:
Gunungan Sampah Meluber ke Jalan, Warga Kotabaru Jogja Keluhkan Bau Busuk
"Semoga kita dapat bersama-sama, untuk mengatasi permasalahan sampah di Sleman. Terlebih lagi dengan ditutupnya TPA Piyungan, kita harus mampu mengelola sampah rumah tangga," katanya.
Ia mengatakan, sebagai salah satu upaya pengelolaan sampah rumah tangga ataupun sampah organik, masyarakat diharapkan untuk dapat berkreasi dan memanfaatkan sampah menjadi barang yang bermanfaat.
Kustini juga memberikan apresiasi stan pameran pada acara itu yang telah menunjukkan berbagai jenis produk hasil pengolahan sampah, mulai dari sabun dan lilin minyak jelantah, tepung ampas kelapa, hingga "hand sanitizer eco enzyme".
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman Epiphana Kristiyani mengatakan sejalan dengan tema nasional peringatan HPSN, pada peringatan tahun ini mengusung tema Atasi Sampah Plastik dengan Cara Produktif dan Olah Sampah Organik dengan Cara yang Inovatif.
"Pemilihan tema tersebut dilatarbelakangi oleh tingginya permasalahan sampah organik di Kabupaten Sleman. Selain sampah plastik, sampah organik mendominasi di Kabupaten Sleman hampir 60 persen," katanya.
Ia mengatakan dengan adanya peringatan ini, diharapkan semakin banyak yang tahu bahwa pemerintah tidak dapat berjalan sendiri dalam pengelolaan.
"Kita harus berkolaborasi dengan semua elemen masyarakat," katanya.
Epiphana mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Sleman terus melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang lebih baik, sehingga masyarakat agar ikut bersinergi dengan menjadi motor perubahan untuk lingkungan terdekat, yakni dimulai dari dalam keluarga.
"Seluruh masyarakat dapat menjadi motor penggerak di lingkungan masing-masing sebagai upaya pengelolaan sampah. Minimal diterapkan di dalam keluarga," katanya.
[Redaktur: Amanda Zubehor]