Selain itu, sungai-sungai berhulu Merapi masih cukup dalam untuk menampung guyuran material dari atas, ditambah keberadaan sabo dam di sejumlah titik.
"Potensi material yang ada di puncak akan turun apabila kena hujan di atas 70 mm, kemudian melihat kondisi saat ini memang sungai-sungai tersebut masih dalam karena aktivitas penambangan," ujar dia.
Baca Juga:
Diterjang 24 Gempa, Inilah Daerah Rawan di Kalimantan Bulan Ini
Lilik memastikan BPBD DIY beserta para relawan tetap meningkatkan kesiapsiagaan dengan mengintensifkan pemantauan selama 24 jam di lereng Merapi.
Dia menuturkan kewaspadaan berbagai pihak termasuk masyarakat perlu ditingkatkan untuk mengantisipasi aktivitas vulkanik Gunung Merapi menjelang puncak musim hujan.
Sebelumnya, BPPTKG mencatat Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah pada Minggu (21/1) mengalami satu kali letusan dengan tinggi kolom tidak teramati serta empat kali awan panas guguran yang mengakibatkan hujan abu vulkanik di sejumlah wilayah di Jawa Tengah.
Baca Juga:
Bertemu Kepala BMKG, Wamen Diana Bahas Mitigasi Bencana Hidrometeorologi untuk Kelancaran Arus Nataru
Untuk mengantisipasi potensi bahaya erupsi Gunung Merapi, BPPTKG mengimbau masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
"Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya," kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta juga meminta warga di DIY mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi pada puncak musim hujan yang diprediksi terjadi pada Februari 2024.