WahanaNews-Jogja | Di musim pengujan, ular menjadi topik pembahasan. Terdapat beberapa darah yang terjadi penemuan ular. Hal ini membuat khawatir warga sekitar. Karena sering kali, ular masuk ke rumah dan membahayakan penghuninya.
beberapa rumah sakit (RS) di DIY belum melaporkan kejadian masyarakat tergigit ular, apalagi sampai meninggal.
Baca Juga:
Kalimantan Selatan Tuan Rumah, Ini Arti dan Makna Logo Resmi HPN 2025
“Saat ini, di RS Panti Rapih belum ada pasien dengan kasus digigit ular, ya,” ungkap Humas RS Panti Rapih, Maria Vita kepada wartawan, Senin (20/12/2021).
Beberapa rumah sakit lain, seperti Rumah Sakit JIH juga belum ada kasus pasien tergigit ular.
“Sampai saat ini belum ada laporan atau kasus pasien digigit ular, mbak,” ucap Febriana Endah Sari, Humas JIH.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
Lantas, apa yang harus dilakukan apabila tergigit oleh ular?
Ketua Komunitas UNY Herpetologi, perkumpulan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang mempelajari hewan melata, Maula Haqul Dafa mengatakan, satu-satunya hal yang harus dilakukan adalah imobilisasi.
“Imobilisasi ini artinya meminimalisasi pergerakan tubuh, terutama anggota badan yang tergigit atau lebih baik lagi kalau seluruh tubuh diam,” ucapnya.
Dia menjelaskan, imobilisasi bisa dilakukan dengan bidai, seperti penanganan patah tulang. Jika tidak ada bidai dan kain mitel, dapat menggunakan benda apa pun yang panjang dan kaku.
“Benda itu seperti sapu, tongkat pramuka, kardus dilipat, sandal dan papan kayu dan yang bisa menahan benda itu di tempatnya, seperti tali pramuka, tali rafia atau tanaman rambat,” paparnya.
Dengan imobilisasi, bisa ular tidak akan menyebar. Sebab, bisa atau venom ular ini menyebar melalui kelenjar getah bening yang terletak diatas jaringan otot.
Sehingga, jika otot bergerak, maka penyebaran bisa akan lebih cepat. “Dengan meminimalisasi pergerakan, maka juga akan memperlambat bisa menyebar ke organ tubuh yang vital. Yang penting, jangan dekati ular agar tidak tergigit,” tutur Dafa.
Lebih lanjut, ada dua masalah di masyarakat berhubungan dengan ular yang terkadang menyebabkan kefatalan. Pertama, masyarakat tidak tahu jenis ular dan langsung memegangnya ketika ditemukan.
Perbuatan seperti itu bisa berujung pada gigitan.
Kedua, tidak tahu jenis ularnya tapi ingin memelihara.
“Ini sering bermuara pada kematian kalau ternyata yang dipelihara adalah ular berbisa tinggi, karena banyak yang tidak tahu cara merawat dan pertolongan pertamanya,” tandasnya.[non]