WahanaNews-Jogja | Sejumlah pahlawan nasional berasal dari Yogyakarta. Sesuai Peraturan Menteri Sosial No 15 Tahun 2012, pahlawan nasional adalah gelar yang diberikan kepada warga negara Indonesia (WNI) atau seseorang yang berjuang melawan penjajah di wilayah Republik Indonesia.
Pemberian gelar pahlawan nasional juga diberikan kepada WNI yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau karya yang luar biasa untuk kemajuan negara RI.
Baca Juga:
Wakil Ketua Golkar Dukung Soeharto sebagai Pahlawan Nasional
Berikut ini 10 pahlawan nasional asal Yogyakarta:
1. Ki Hajar Dewantara
Baca Juga:
Panglima TNI Hadiri Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional
Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889, dengan nama RM Soewardi Soerjaningrat.
Di masa penjajahan Belanda, Ki Hajar Dewantara memperjuangkan pendidikan supaya pribumi kelas menengah bawah dapat memperoleh hak pendidikan, seperti priyayi maupun orang-orang Belanda.
Ia mendirikan Taman Siswa, sebagai lembaga pendidikan untuk memberikan kesempatan bagi pribumi kelas bawah.
Ki Hajar Dewantara mendapat gelar pahlawan nasional melalui Keputusan Presiden No 305 Tahun 1959 tanggal 28 November 1959.
Ki Hajar Dewantara wafat pada tanggal 26 April 1959 dan dimakamkan di pemakaman keluarga Taman Siswa Wijaya Brata, Yogyakarta.
2. dr Wahidin Sudirohusodo
Dokter Wahidin Sudirohusodo
Dokter Wahidin Sudirohusodo lahir pada tanggal lahir di Yogyakarta pada tanggal 7 Januari 1852.
Perjuangan Wahidin Sudirohusodo memunculkan gagasan pentingnya pendidikan untuk kalangan pribumi.
Wahidin Sudirohusodo menjadi pelopor berdirinya organisasi Budi Utomo.
Wahidin Sudirohusodo ditetapkan sebagai sebagai pahlawan nasional pada tanggal 6 November 1972 berdasarkan Keppres No 88/TK/1973. Ia meninggal pada tanggal 26 Mei 1917.
3. Pangeran Diponegoro
Pangeran Diponegoro
Pangeran Diponegoro yang memiliki nama asli Raden Mas Ontowiryo lahir pada tanggal 11 November 1785 di Yogyakarta.
Sosok Pangeran Diponegoro dikenal luas karena memimpin Perang Jawa.
Pertempuran terjadi karena Pangeran Diponegoro tidak menyetujui campur tangan Belanda dalam urusan kerajaan.
Penetapan Pangeran Diponegoro sebagai pahlawan nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No 087/TK/Tahun 1973 tanggal 7 November 1973.
Pangeran Diponegoro pernah diabadikan dalam mata uang resmi Republik Indonesia pecahan Rp 1000 pada tahun 1975.
Pangeran Diponegoro meninggal pada tanggal 8 Januari 1855 di Kampung Melayu, Wajo, Makassar, Sulawesi Selatan.
4. Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang memiliki nama asli Gusti Raden Mas Dorodjatun lahir pada tanggal 12 April 1912 di Yogyakarta Peran Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam masa perjuangan ditunjukkan dalam dukungan finansial.
Indonesia yang baru lahir sebagai negara baru, 17 Agustus 1945, banyak menghadapi tekanan dari pemerintah kolonial yang kembali datang. Sri Sultan Hamengkubuwono IX mengundang tokoh bangsa pindah ke Yogyakarta.
Wilayah ini siap menjadi ibu kota negara Republik Indonesia yang baru. Saat pemerintahan Republik Indonesia berada di Yogyakarta, semua pendanaan diambil dari kas keraton.
Pendanaan tersebut meliputi gaji presiden dan wakil presiden, staff, operasional TNI, hingga biaya perjalanan serta akomodasi ke luar negeri.
Di awal pemerintahan orde baru, Sri Sultan Hamengkubuwono IX keliling ke sejumlah negara untuk meyakinkan Internasional bahwa Indonesia masih ada.
Sri Sultan Hamengkubuwono IX meninggal dunia pada tanggal 2 Oktober 1988, ketika tengah berkunjung ke Amerika.
Penetapan Sri Sulatan Hamengkubuwono IX sebagai pahlawan nasional berdasarkan SK Presiden Republik Indonesia Nomor 053/TK/Tahun 1990, pada tanggal 30 Juli 1990.
5. Dr KRT Radjiman Wedyodiningrat
Dr KRT Radjiman Wedyodiningrat
Dr KRT Radjiman Wedyodiningrat lahir pada tanggal 21 April 1879 di Desa Mlati, Yogyakarta.
Peran perjuangan tokoh yang mendapatkan gelar dokter dari Belanda ini sangat menonjol menjelang kemerdekaan Indonesia.
Khususnya, saat Indonesia sedang merumuskan dasar negara, yaitu Pancasila.
Dr KRT Radjiman Wediodiningrat meninggal pada tanggal 20 September 1952 di Dirgo, Widodaren, Ngawi, Jawa Timur.
Nama Dr KRT Radjiman Wediodiningrat dinobatkan sebagai pahlawan nasional pada tahun 2013 di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
6. RM Surjopranoto
RM Surjopranoto
RM Surjopranoto lahir pada tanggal 11 Januari 1871, di lingkungan keraton Pakualaman, Yogyakarta.
Surjopranoto merupakan pahlawan nasional yang mendapatkan julukan Raja Mogok. Julukan itu karena, ia memimpin para buruh untuk melancarkan mogok kerja guna memprotes kolonial Belanda.
Sosok Surjopranoto juga membentuk beberapa organisasi buruh dan aktif dalam Serikat Islam. RM Surjopranoto meninggal pada tanggal 15 Oktober 1959.
Surjopranoto ditetapkan sebagai pahlawan nasional ketiga di Indonesia pada tanggal 30 November 1959.
7. KH Ahmad Dahlan
KH Ahmad Dahlan
KH Ahmad Dahlan memiliki nama kecil Muhammad Darwis lahir pada tanggal 2 Mei 1889.
Sosok KH Ahmad Dahlan dikenal sebagai pendiri Muhammadiyah dan peletak dasar pendidikan modern di Indonesia.
Gelar pahlawan nasional dinobatkan pada tahun 1961 berdasarkan SK Presiden No 657 pada tahun 1961. KH Ahmad Dahlan meninggal dunia pada tahun 1923 dalam usia 54 tahun.
8. H Fakhruddin
H Fakhruddin
H Fakhruddin lahir pada tahun 1890 di Yogyakarta. Sosok KH Fakhruddin merupakan pejuang gerakan kebebasan Indonesia dan juga tokoh Muhammadiyah.
H Fakhruddin meninggal pada tanggal 28 Februari 1929 di Yogyakarta. H Fakhruddin mendapatkan gelar pahlawan nasional pada tanggal 26 Juni 1964 nomor 161 tahun 1964.
9. Nyai Akhmad Dahlan
Nyai Akhmad Dahlan
Nyai Akhmad Dahlan yang memiliki nama asli Siti Walidah lahir pada tanggal 3 Januari 1872 di Kauman, Yogyakarta.
Istri pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan ini merupakan tokoh pergerakan emansipasi wanita.
Ia menggagas tentang pendidikan yang dikenal dengan catur pusat yang diwujudkan menjadi sekolah.
Nyai Akhmad Dahlan mendapat gelar pahlawan nasional melalui Surat Keppres No 042/TK/1971 pada tanggal 22 September 1971.
10. IJ Kasimo
IJ Kasimo
Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono yang biasa dipanggil IJ Kasimo lahir pada tanggal 10 April 1900.
Ia merupakan pendiri Universitas Katolik Atmajaya dan aktif dalam perjuangan Indonesia.
Perannya dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah memperjuangkan Pancasila sebagai dasar negara dan perebutan Irian Barat.
IJ Kasimo mendapatkan gelar pahlawan nasional melalui Surat Keppres No 113/TK/2011 pada tanggal 7 November 2011. Ia meninggal pada tanggal 1 Agustus 1986.[zbr]