Setelah panen padi, bagi petani yang turut memanfaatkan air dari pompanisasi membayar jasa pengairan sesuai yang sudah ditentukan.
"Pada tahun lalu penggunaan pompanisasi menggunakan mesin diesel solar 7,5 PK, di mana cukup banyak menghabiskan BBM jenis solar serta polusi suara yang sangat berisik," katanya.
Baca Juga:
Gubernur Sulsel Apresiasi Kinerja Mentan Amran Tambah Pupuk Subsidi hingga Masifnya Pompanisasi
Hendro mengatakan mulai 2024 pada musim tanam kedua ini menggunakan pompa air elektrik dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Kalurahan Srikayangan 2023. Saat ini telah terpasang tiga unit pompa air elektrik.
Hal ini menginspirasi karena penggunaan pompa air elektrik memiliki keunggulan, yaitu lebih hemat 80 persen dari pada bahan bakar solar, perawatannya mudah, debit airnya besar, dan tidak berisik.
"Kami berharap petani saat membayar jasa pengairan relatif lebih murah dan pola dan tata tanam dapat terlaksana dengan baik," katanya.
Baca Juga:
Wamentan Ajak Petani Boyolali Perkuat Penambahan Areal Tanam dan Pompanisasi
[Redaktur: Amanda Zubehor]