Jogja.WahanaNews.co, Kulon Progo - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat bahwa penggunaan listrik untuk pengairan di Bulak Srikayangan mendukung ketahanan pangan di wilayah ini dengan biaya yang lebih murah daripada menggunakan bahan bakar minyak (BBM).
Bulak Srikayangan merupakan sentra penghasil bawang merah dengan luas lahan mencapai lebih dari 250 hektare.
Baca Juga:
Gubernur Sulsel Apresiasi Kinerja Mentan Amran Tambah Pupuk Subsidi hingga Masifnya Pompanisasi
Kepala Bidang Sarana dan Pengembangan Usaha Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulon Progo Wazan Mudzakir di Kulon Progo, Kamis (16/5/2024), mengatakan penggunaan listrik bisa menghemat biaya bahan bakar separuh bahkan bisa lebih dibanding pemakaian BBM.
"Intinya, ini adalah usaha untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya energi konvensional yaitu BBM yang harganya relatif mahal," kata Wazan.
Selain itu, kata dia, penggunaan listrik adalah praktik pertanian yang hemat energi yang juga bisa berdampak besar dalam meningkatkan efisiensi secara keseluruhan, dan akan meningkatkan nilai tambah bagi usaha tani.
Baca Juga:
Wamentan Ajak Petani Boyolali Perkuat Penambahan Areal Tanam dan Pompanisasi
"Penggunaan listrik di sektor tanaman hortikultura dapat menghemat biaya produksi, yang diharapkan menguntungkan petani," katanya.
Petugas Balai Penyuluhan Pertanian Sentolo Hendro Santoso mengatakan sudah menjadi rutinitas tiap musim tanam (MT) kedua saat tanam padi di wilayah Kalurahan Srikayangan menyiapkan pompanisasi untuk mensuplai air pada lahan sawah bagian selatan sekitar seluas 60 hektare.
Sumber air diambil dari saluran irigasi primer. Penyiapan dan operasional pompanisasi ini dikelola oleh kelembagaan P3A Tri Guna Tirta.
Setelah panen padi, bagi petani yang turut memanfaatkan air dari pompanisasi membayar jasa pengairan sesuai yang sudah ditentukan.
"Pada tahun lalu penggunaan pompanisasi menggunakan mesin diesel solar 7,5 PK, di mana cukup banyak menghabiskan BBM jenis solar serta polusi suara yang sangat berisik," katanya.
Hendro mengatakan mulai 2024 pada musim tanam kedua ini menggunakan pompa air elektrik dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Kalurahan Srikayangan 2023. Saat ini telah terpasang tiga unit pompa air elektrik.
Hal ini menginspirasi karena penggunaan pompa air elektrik memiliki keunggulan, yaitu lebih hemat 80 persen dari pada bahan bakar solar, perawatannya mudah, debit airnya besar, dan tidak berisik.
"Kami berharap petani saat membayar jasa pengairan relatif lebih murah dan pola dan tata tanam dapat terlaksana dengan baik," katanya.
[Redaktur: Amanda Zubehor]