Jogja.WahanaNews.co, Yogyakarta - Tim Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan purwarupa alat pendeteksi obat untuk penyandang disabilitas netra.
Naurin Yara Zalilah, perwakilan Tim PKM-KC UGM dalam keterangan resmi UGM di Yogyakarta, Minggu (21/7/2024), mengatakan, purwarupa alat bernama "Smart Vision" (SmarV) itu berbasis "algoritma deep learning" dengan keluaran berupa suara.
Baca Juga:
Kanwil Kemenag DIY Imbau Dai Jaga Kerukunan Menjelang Pilkada Serentak 2024
"Inovasi ini tidak hanya memberikan kemudahan dan keamanan dalam konsumsi obat, tetapi juga membuka peluang baru dalam pengembangan teknologi yang ramah bagi disabilitas," kata dia. SmarV, kata dia, dirancang khusus untuk membantu disabilitas netra mengenali, mengetahui kegunaan, serta memahami aturan pemakaian, atau konsumsi obat yang dideteksi.
Dengan demikian, alat itu mencegah terjadinya kesalahan minum obat dan lupa minum obat, meningkatkan kepatuhan terhadap jadwal mengonsumsi obat dan mengurangi ketergantungan penyandang disabilitas netra pada bantuan orang lain dalam mengelola pengobatan mereka.
Dengan algoritma deep learning terbaru "YOLOv9", memungkinkan SmarV mengidentifikasi obat dengan cepat dan akurat.
Baca Juga:
Mahasiswa UGM Sulap Belimbing Wuluh Jadi Detergen Ramah Lingkungan
Menurut dia, pengguna cukup meletakkan obat di depan kamera SmarV, kemudian alat tersebut bakal secara otomatis mengenali obat tersebut dan memberikan informasi melalui suara.
"Alat ini juga dilengkapi sensor untuk meningkatkan akurasi pendeteksian oleh kamera dan pengingat penggunanya untuk mengonsumsi obat dalam rentang waktu tertentu," ujar dia.
Naurin mengatakan SmarV dilengkapi fitur "Internet of Things (IoT)", sehingga dapat mengirim pesan WhatsApp kepada pengguna dan pendamping/wali terkait obat yang dideteksi oleh pengguna dan pengingat mengonsumsi obat.