Dengan diluncurkan pada Gamagora 7 ini menurut Taryono maka sudah ada tiga padi varietas padi yang pernah dilepas secara resmi oleh UGM.
Taryono menuturkan produk Gamagora berasal dari hasil mutan radiasi dari padi induknya Rajalele yang terkenal sebagai padi dengan rasanya yang pulen.
Baca Juga:
Pemkab Sleman Perbaiki 13 Jembatan untuk Keamanan dan Kenyamanan Masyarakat
Varietas padi "amfibi" ini, menurutnya, bisa untuk menyiasati penurunan produksi padi di Indonesia diakibatkan adanya fenomena perubahan iklim global baik karena el-nino dan la-nina serta dampak alih fungsi lahan sawah ke non-sawah yang mencapai 96.512 hektar per tahun.
Sebelumnya, Taryono dan tim sudah melakukan uji multilokasi sebanyak 14 lokasi di seluruh Indonesia. Bahkan, padi ini diuji di delapan lokasi pada lahan sawah dan enam lokasi pada tanah tadah hujan.
Kegiatan uji multilokasi, kata dia, dilakukan untuk mendapatkan izin edar dan izin rilis varietas baru dari Kementerian Pertanian.
Baca Juga:
Danrem 042/Gapu- Peletakan Batu Pertama Pembangunan Musholla Ar-Rachmad di Koramil 420-09/Bangko
Seperti diketahui dalam SK yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementan RI Suwandi di Jakarta pada 28 Maret 2023 dijelaskan bahwa padi Gamagora 7 memiliki ketahanan terhadap hama wereng batang cokelat biotipe 2.
Selanjutnya memiliki ketahanan terhadap penyakit hawar daun bakteri patotipe III, penyakit blast ras 033, ras 073 dan ras 133 serta cocok ditanam pada lahan sawah maupun tadah hujan.
Selain itu, padi Gamagora 7 ini disebutkan berasal dari hasil mutan Rajalele Klaten dari golongan Indica.