Jogja.WahanaNews.co, Sleman - Guna mendukung program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur jalan tol di wilayah selatan pulau Jawa, Aliansi Warga Bayen Bersatu mengadakan silaturahmi dengan para tokoh masyarakat di padukuhan Bayen, kalurahan Purwomartani, kapanewon Kalasan, kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Aliansi Warga Bayen Bersatu merupakan kelompok warga padukuhan Bayen yang diketuai oleh Andaka yang juga merupakan Ketua Rukun Tetangga (RT) di wilayah tersebut.
Baca Juga:
Pemko Batam Bahas Update Investasi dan Pengembangan PSN Kawasan Industri Tanjung Sauh
Aliansi warga ini didirikan guna merespon adanya permasalahan-permasalahan yang timbul dari dampak proyek pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Solo, baik itu permasalahan yang berdampak langsung maupun tidak langsung dari adanya proyek pembangunan jalan tol yang melintasi wilayah padukuhan Bayen, Purwomartani, Kalasan, Sleman, DIY.
Memanfaatkan momentum bulan suci Ramadan dan menjelang Idulfitri (Lebaran) 1 Syawal 1445 Hijriah (H), acara yang dikemas dalam bentuk diskusi dan buka puasa bersama (bukber) pada Rabu 3 April 2024 petang hingga malam ini turut dihadiri perwakilan dari Kepolisian Daerah (Polda) DIY dan PT. Jasa Marga Jogja Solo (JMJ).
Pada kesempatan itu, warga terdampak tol menyampaikan aspirasinya seputar proyek pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Solo yang melintasi padukuhan mereka, pada prinsipnya warga Bayen mendukung kelancaran proyek tersebut karena masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Baca Juga:
Dinkes Balikpapan Minta Warga Tetap Waspada Meski Kasus DBD Menurun
Dukuh Bayen Mukti Sukamdani mengungkapkan, salah satu permasalahan yang sempat dirasakan warganya adalah ketidakjelasan soal pemindahan makam.
"Terdapat dua lahan pemakaman di padukuhan kami yang harus direlokasi karena terkena dampak tol. Masing-masing luasnya 700-an meter persegi dan 114 meter persegi dengan total kurang lebih 300 pusara," ujarnya, dalam keterangan tertulis, Sabtu 6 April 2024.
Mukti melanjutkan, setelah dilakukan mediasi bersama perangkat kalurahan dan pihak kontraktor, kemudian muncul titik terang.
"Rencananya, makam akan dipindah ke lahan berstatus Tanah Kas Desa (TKD) yang terletak di sebelah selatan wilayah padukuhan Bayen," ucapnya.
"Dari pihak kalurahan sudah menyiapkan lahan seluas 2.000 meter ditambah untuk akses jalan masuk 650 meter. Sekarang tinggal menunggu soal kepastian anggaran relokasi makam," imbuh Mukti.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Aliansi Warga Bayen Bersatu Andaka. Dia menegaskan bahwa pihaknya mendukung proyek pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Solo, walaupun diakuinya sebelumnya memang sempat ada persoalan sehingga warga merasa harus bergerak melakukan aksi unjuk rasa. Namun, dengan dibantu pihak Polda DIY, warga akhirnya bisa menjalani mediasi dengan PT. JMJ.
"Dengan dibentuknya Aliansi Warga Bayen Bersatu diharapkan bisa menjadi forum untuk menjembatani aspirasi warga kepada pihak pemerintah maupun instansi terkait, sehubungan dengan dinamika atau persoalan yang muncul dari adanya proyek pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Solo," ungkapnya.
Kasubdit 2 Ditintelkam Polda DIY AKBP Dwi Prasetio Nugroho, menyampaikan, jajaran Polda DIY selaku pengemban fungsi Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Harkamtibmas) khususnya di wilayah DIY mengajak Aliansi Warga Bayen Bersatu untuk menjaga situasi keamanan tetap kondusif selama kegiatan proyek pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Solo berlangsung guna mendukung kelancaran pembangunan nasional.
"Dengan semangat kekompakan dan sinergitas antara pihak Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dengan Aliansi Warga Bayen Bersatu diharapkan warga tidak mudah termakan isu-isu yang negatif terkait dengan PSN Jalan Tol sehingga tidak mudah terprovokasi," pesannya.
Rangkaian kegiatan yang berlangsung ditutup dengan deklarasi dari Aliansi Warga Bayen Bersatu.
Kompak mengenakan seragam kaos yang bertuliskan 'POL GAS TOL, TOL GAS POL', mereka berkomitmen untuk senantiasa menjaga keamanan dan ketertiban guna mendukung kelancaran jalannya PSN proyek pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Solo di wilayah DIY.
[Redaktur: Amanda Zubehor]