Jogja.WahanaNews.co, Sleman - Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat sebanyak 422 kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di wilayah tersebut selama periode Januari 2024 hingga 3 Januari 2025.
Plt Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman Suparmono di Sleman, Senin (6/1/2025), mengatakan, dari 422 kasus PMK, sebanyak 152 sembuh dan 10 mati.
Baca Juga:
Dinas Pertanian Sleman Catat 422 Kasus Penyakit Mulut dan Kuku pada Hewan Ternak
"Saat ini terdapat 260 kasus yang masih dalam pengawasan dan proses penyembuhan," katanya.
Ia mengatakan populasi ternak rentan PMK di Kabupaten Sleman sebanyak 97.020 ekor, terdiri atas 2.886 ekor sapi perah, 26.375 ekor sapi potong, 24.688 ekor kambing, 39.134 ekor domba, 3.800 ekor babi, dan 137 ekor kerbau.
Sumber data populasi bidang peternakan dan kesehatan hewan pada September 2024. Vaksinasi PMK dilaksanakan oleh petugas Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan mulai 2022 sebanyak 37.145 dosis, 2023 sebanyak 39.445 dosis, dan 2024 sebanyak 19.187 dosis baik pada sapi, kambing, domba, dan kerbau.
Baca Juga:
Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Terima Laporan Tiga Kasus Gejala PMK
Pada 29 Desember 2024 Asosiasi Peternak dan Penggemuk Sapi Indonesia (APPSI) DIY mendapatkan bantuan vaksin PMK dari Kementerian Pertanian sebanyak 50 botol atau 25 dosis per botol dan khusus Kabupaten Sleman mendapatkan bantuan vaksin PMK sebanyak 10 botol dengan pelaksanaan vaksinasi dilakukan oleh petugas puskeswan pada 29 – 31 Desember 2024.
"Kegiatan surveilans pascavaksinasi untuk mengetahui efektivitas terbentuknya antibodi terhadap PMK dilaksanakan BBVet Wates dengan cara melakukan pengambilan sampel pasca vaksinasi sampel diambil pada hari ke-18 setelah vaksinasi sebanyak 60 sampel dengan capaian 83,3 persen yang artinya bahwa vaksinasi PMK yang dilakukan terbukti efektif dalam pembentukan antibodi," katanya.
Dia mengatakan tindakan pengendalian PMK lainnya adalah dengan kegiatan penegakan diagnosa laboratorium PMK yang dilaksanakan di BBVet Wates
terhadap sampel dari ternak yang menunjukkan gejala klinis dan ternak yang akan dilalulintaskan antarprovinsi.