Jogja.WahanaNews.co, Bantul - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan melakukan pengawasan terhadap produk pangan dari industri rumah tangga di wilayah ini menjelang Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah.
"Rencana nanti pekan depan kami melakukan pengawasan untuk industri pangan rumah tangga, kami lebih banyak ke industri pangan yang ada, seperti industri rumah tangga yang memproduksi kue Lebaran," kata Kepala Dinkes Bantul Agus Tri Widyantara di Bantul, Kamis (14/3/2024).
Baca Juga:
Polda Sulsel Tetapkan Tiga Tersangka Peredaran Kosmetik Berbahaya di Makassar
Menurut dia, biasanya ketika memasuki bulan Ramadhan hingga menjelang Lebaran banyak kebutuhan pangan yang diproduksi industri rumah tangga utamanya kue-kue yang disajikan untuk keperluan perayaan Idul Fitri bersama keluarga.
"Biasanya banyak produk pangan yang merupakan industri rumah tangga, kami lihat di supermarket-supermarket banyak kemasan di stoples, biasanya itu produk industri rumah tangga, selain produk dari industri pabrikan," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, agar nantinya produksi pangan atau kue-kue yang akan disajikan dalam perayaan Lebaran memenuhi persyaratan aman, dari sisi bahan baku, proses produksi, dan tidak ada bahan berbahaya dalam proses produksi maka perlu pengawasan.
Baca Juga:
Awas! 6 Produk Kosmetik Sulsel Terbukti Mengandung Merkuri
"Dengan demikian, diharapkan masyarakat yang mengkonsumsi itu terlindungi dari produk-produk pangan yang tidak sehat, produk pangan yang tidak aman," katanya.
Dia mengatakan, pengawasan terhadap produk pangan industri rumahan tersebut rencananya akan dilakukan dua kali selama bulan Ramadhan, dan tidak menutup kemungkinan diperluas lagi dengan melihat kondisi di lapangan.
Pengawasan produk pangan akan dilakukan bersama unsur terkait yaitu Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Kalau untuk makanan takjil dan jajanan untuk berbuka puasa pemeriksaan dari BPOM, sementara dari Dinkes ikut dan gabung dengan BPOM. Kalau kami lebih banyak ke sarana industri pangan skala rumah tangga," katanya.
[Redaktur: Amanda Zubehor]