JOGJA.WAHANANEWS.CO, Yogyakarta - Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) memutuskan memanfaatkan sekolah-sekolah yang sudah ada namun kekurangan siswa untuk mendukung Program Sekolah Rakyat, gagasan Presiden Prabowo Subianto.
"Kami tidak ingin sekadar menyatakan sanggup, tapi harus benar-benar menyiapkan. Tidak sekadar menyediakan lahan kosong, karena kalau hanya lahan kosong, siapa yang akan membangun sekolahnya? Itu justru bisa menjadi pekerjaan rumah (PR)," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Beny Suharsono di Yogyakarta, Kamis (20/3/2025).
Baca Juga:
BI Yogyakarta Siapkan Rp4,61 Triliun untuk Kebutuhan Ramadhan dan Idul Fitri
Alih-alih membangun sekolah baru dari nol, menurut Beny, memilih memanfaatkan sekolah yang sudah ada memungkinkan program Sekolah Rakyat berjalan lebih cepat sebab sejumlah infrastruktur seperti ruang kelas dan tenaga pengajar sudah tersedia.
"Jadi, sekolah yang ada dan lahannya luas tapi anak didiknya sedikit. Nah, ini yang kita akan manfaatkan agar tetap berjalan," ujar Beny.
Sejauh ini, Pemda DIY telah mengidentikasi tiga lokasi potensial untuk program tersebut, yakni di Sorowajan, Banguntapan, Bantul, yang sebelumnya direncanakan menjadi Sekolah Kebangsaan tetapi belum termanfaatkan.
Baca Juga:
Pemda DIY Percepat Perbaikan Jalan Utama untuk Kelancaran Arus Mudik Lebaran 2025
Selain itu, opsi lain ada di Samigaluh, Kulon Progo, serta Sewon, Bantul. Menurut Beny, pihaknya tengah menggodok usulan tersebut untuk disampaikan kepada Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X sebelum diajukan ke pemerintah pusat.
Jika disetujui, menurut dia, skema itu memungkinkan Sekolah Rakyat beroperasi dalam format "boarding school" atau asrama yang menampung siswa dari SD hingga SMA dalam satu kompleks pendidikan.
"Nanti akan dibangun asrama di situ. bangunannya sudah ada, rombongan belajarnya sudah ada, gurunya sudah ada. Tinggal menambah siswanya nanti. Bukan bangun sekolah baru," tutur dia.