Jogja.WahanaNews.co, Sleman - Sejumlah mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang tergabung dalam Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) menggelar aksi, mengkritik proses pemilihan Rektor UIN yang dianggap tidak transparan.
Aksi itu dilakukan di depan gedung Multipurpose UIN. Mereka menggelar acara Dialog Terbuka Bersama 13 Bakal Calon Rektor 'Mendobrak Kebuntuan Demi UIN SUKA yang Unggul'.
Baca Juga:
Bawaslu Sleman Telusuri Dugaan Pelanggaran Netralitas Lurah Berdasarkan Laporan Front Masyarakat Madani
Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa UIN Jogja, Thoriq Romadhani mengatakan proses pemilihan Rektor UIN Jogja sejak tahun 2015 dipilih langsung oleh Menteri Agama. Tidak ada keterlibatan stakeholder kampus dalam penentuan rektor.
"Secara aturan di peraturan menteri agama itu Pemilihan Rektor ini dipilih langsung oleh Menteri Agama. Jadi tidak ada keterlibatan dari stakeholder yang ada di kampus artinya ini tergantung Menteri, hati dan pikiran dari Menteri ini mau milih siapa," kata Thoriq kepada wartawan, Senin (27/5/2024).
Dia khawatir dengan dipilihnya Rektor secara langsung oleh Menag akan menghasilkan pimpinan kampus yang sewenang-wenang.
Baca Juga:
Proyek Jalan Tol Yogyakarta-Bawen di Seksi 1 Capai 67 Persen hingga Oktober 2024
"Kalau kita melihat isu-isu yang terakhir beredar itu memang semua pada tidak percaya kepada Rektor-nya dan semua mengecam para pimpinannya ini dianggap sebagai sewenang-wenang karena memang demikian. Ya mau gimana lagi mereka kan kacung dari Menteri ya artinya semua yang dipilih oleh Menteri itu yang bakalan diinstruksikan oleh Menteri," ucapnya.
Dalam acara dialog ini, pihaknya berharap para calon Rektor yang maju akan hadir. Namun, kenyataannya tidak ada satu pun yang hadir. Hanya ada kursi kosong dengan foto-foto calon Rektor saja.
"Sebenarnya kami sangat menyayangkan, kalau yang konfirmasi ke kami tiga orang ini sedang haji itu ada tiga orang calon yang sangat menolak (acara ini)," bebernya.
DEMA UIN punya harapan besar untuk proses pemilihan rektor ini dikembalikan seperti semula. Tidak serta-merta dipilih Menag.
"Jadi dipilih langsung oleh kita sebagai representasi dari mahasiswa diambil sampel beberapa kayak dulu lagi di sebelum tahun 2015 itu," ucapnya.
Dia pun menuding pemilihan Rektor kali ini hanya formalitas semata. Sebab, dari informasi yang dia terima, Rektor petahana, Prof Al Makin yang bakal menjabat lagi.
"Formalitas dan semena-mena pastinya itu akan menunjuk menunjukkan nepotisme semata ya tergantung siapa orang yang dekat dengan Menteri ya itu yang akan dipilih kira-kira begitu," katanya.
"Bahwa proses ini seharusnya ditentukan oleh kita semua, bukan ditentukan oleh satu orang atau bahkan dua orang Gus Men (Menag) atau Gusti Allah," pungkasnya.
[Redaktur: Amanda Zubehor]