WahanaNews-Jogja | PLN sukses melaksanakan pilot project konversi kompor LPG ke kompor induksi di Kota Solo. Sebanyak 1.000 kompor LPG milik masyarakat berhasil dikonversi ke kompor induksi.
Selang beberapa pekan berjalan, manfaat kompor induksi kian dirasakan oleh para penerima manfaat program tersebut, salah satunya adalah Marni.
Baca Juga:
Pemkab Sidoarjo Salurkan Bantuan Beras 10 Kilogram kepada 778 Keluarga Penerima Manfaat
Ia mengakui menggunakan kompor induksi jauh lebih hemat dibandingkan kompor konvensional, tidak seperti yang dibayangkan masyarakat umumnya.
“Sebelumnya setiap bulan saya bayar listrik itu kurang lebih Rp50.000, sedangkan untuk masak memerlukan biaya hingga Rp90.000 buat beli 4-5 tabung gas per bulan, jadi totalnya sekitar Rp140.000-an. Sekarang setelah pakai kompor induksi, pengeluaran saya perbulan jadi Rp100.000-an dan sekarang saya tidak perlu beli gas lagi. Jadi dengan kompor induksi terbukti lebih hemat,” ungkap Marni.
Dengan asumsi harga tabung gas LPG Rp18.000, jumlah biaya yang harus dikeluarkan Marni untuk memasak antara Rp72.000-Rp90.000 setiap bulan.
Baca Juga:
Kemendes PDTT Salurkan BLT-DD Rp15,23 Miliar ke 190 Desa di Kubar
Setelah menggunakan kompor induksi ia cukup mengeluarkan biaya sekitar Rp50.000, dengan kata lain terdapat penghematan sampai dengan 40% perbulannya.
Dia menambahkan, dirinya sudah menggunakan kompor induksi dari 1 bulan ke belakang dengan pemakaian rutin untuk masak sehari-hari dan masak bahan baku cendol untuk berjualan.
Tidak hanya dari sisi biaya, dari segi pemakaian kompor induksi jauh lebih praktis karena tidak perlu memasang selang ke tabung gas, selain itu tingkat panas dapat diatur sehingga masakan lebih cepat matang, dan tentu saja lebih aman karena tidak menggunakan api.
Konversi kompor LPG ke kompor induksi ini merupakan wujud kontribusi PLN dalam menjalankan program pemerintah untuk menekan ketergantungan impor LPG yang terus membengkak setiap tahunnya.
Program strategis ini diharapkan akan berimbas kepada penghematan APBN.
Manager PLN UP3 Surakarta, Joko Hadi Widayat mengatakan, di Solo program konversi ini menyasar 1.018 pelanggan yang terdiri atas 542 pelanggan sesuai Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), 458 pelanggan Non DTKS dan 18 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Para penerima manfaat ini telah mendapatkan bantuan berupa kompor induksi beserta utensilnya, dan mereka juga telah mendapatkan edukasi oleh petugas PLN terkait cara menggunakannya,” ujar Joko.
Ia menambahkan dalam program ini pihaknya turut menggandeng Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) terkait penyesuaian data KPM.
Hingga pertengahan bulan Juli 2022, PLN telah berhasil menyalurkan kompor induksi pada 1.000 Keluarga Penerima Manfaat di Kota Solo dengan golongan daya listrik 450 VA dan 900 VA.
“Kami mengharapkan semoga program ini dapat terus membawa manfaat baik untuk menghemat pengeluaran rumah tangga Keluarga Penerima Manfaat (KPM) maupun untuk negara,” ujarnya.[zbr]