WahanaNews-Jogja | Di akhir tahun ini, wisatawan yang dating ke kawasan Malioboro, Yogyakarta membeludak. Dalam pantauan wartawan, Minggu (26/12/2021), kawasan tersebut mulai macet sejak sekitar pukul 12.00 hingga sore hari.
Kondisi lalu lintasnya ramai lancar, dengan dominasi mobil pribadi.
Baca Juga:
Melayani Sebagai Ungkapan Syukur, Sosok Inspiratif Linus L. Daeli dari Gereja Trinitas Paroki Cengkareng
Hal ini membuat sejumlah pedagang di Malioboro mengalami peningkatan omzet harian. Salah satu pedagang di Malioboro, Sariyadi, misalnya, mengatakan dirinya mengalami sedikit peningkatan omzet sejak pertengahan Desember.
"Pendapatan ada kenaikan sedikit. Terasa mulai pertengahan Desember, kenaikan tidak pasti. Sehari kalau ramai Rp 100.000, kadang lebih," ujarnya saat ditemui di Malioboro, Minggu.
Ia mengungkapkan, kenaikan ini dapat menutup kerugian yang dialami selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3, di mana para pedagang sempat memilih untuk menutup lapaknya selama beberapa minggu karena sepi pengunjung.
Baca Juga:
Sambut Masa Tenang Pilkada Jakarta, KPU Jakbar Gelar Panggung Hiburan Rakyat
"Menutup yang sempat dialami pandemi kemarin (awal)," ujar pedagang yang telah berjualan di Malioboro sejak 1996 itu.
Hal serupa dirasakan oleh pedagang Bakpia di Malioboro, Aji Irawan, yang juga mengalami kenaikan omzet harian.
Meski begitu, Aji melihat daya beli masyarakat atau wisatawan pada libur Natal tidak seperti beberapa minggu sebelumnya.
"Berpengaruh tapi dari Jumat jam 15.00 itu kan PPKM Nataru itu, wisatawan tidak boleh masuk. Ramai orang, tapi daya beli kurang. Beda sama minggu-minggu lalu, sudah kayak normal," kata dia.
Aji memperkirakan, kenaikan omzet yang dirasakannya saat libur Natal bisa mencapai 70 persen.
"Natal ini peningkatan ya, bisa 70 persen. Ini kan masih dibatasi jadi pelanggannya lokal aja. Per hari tidak tentu. Kalau sepi Rp 1,5 juta ada. Kalau ramai di atas Rp 5 juta," ungkap dia.[non]