“Ada yang namanya elasticity of demand. Ini adalah korelasi antara pertumbuhan ekonomi dengan pertumbuhan demand listrik. Jadi elasticity of demand berdasarkan historis waktu itu adalah 1,3 persen. Jadi kalau 1 persen pertumbuhan ekonomi maka pertumbuhan demand listrik adalah 1,3 persen,” ucap Darmawan.
Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 diprediksi sekitar 6 persen, sementara pertumbuhan demand diprediksi di saat itu adalah 8,7 persen. Sementara, realisasi pertumbuhan demand listrik tidak sampai 5 persen.
Baca Juga:
Hadir Pada General Annual Meeting di Dakar Senegal Tahun 2014, Awal Bergabungnya ALPERKLINAS Ke FISUEL International
“Inilah yang menjadi tantangan bahwa kondisi over supply ini disebabkan di tahun 2015 ada perancangan prediksi yang sangat tinggi berbasis pada data-data historical yang ternyata realisasinya terjadi adanya disparitas,” papar Darmawan.
Ia menambahkan, tantangan saat ini adalah pembangkit-pembangkit listrik swasta yang sudah terkontrak menggunakan sistem take or pay. Sehingga, listrik tersebut harus diserap.[zbr]