"Pasokan ikan mencukupi untuk kebutuhan masyarakat di Gunungkidul dan wisatawan yang berkunjung ke daerah itu. Namun, untuk masyarakat memang harus ditingkatkan kembali," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Ismono mengatakan dari data balita stunting hasil pemantauan status pada 2023, di Kabupaten Gunungkidul tercatat sekitar 4.310 balita mengalami stunting atau sekitar 15,25 persen dari sekitar 28.260 (tel:28260) balita yang diukur tumbuh kembangnya.
Baca Juga:
Masa Depan 'Panas' Mbappe: Presiden PSG Klaim Kesepakatan dengan Bintang Muda
Sementara target baseline dalam RPJMD 2021-2026 (tel:20212026) disebutkan bahwa dari baseline data 2020 sebesar 17,43 persen, 2022 sebesar 15,5 persen, dan 2023 sebesar 15,2 persen. Diharapkan untuk 2024 sebesar 13,9 persen, 2025 sebesar 14,6 persen dan 2026 mencapai 14 persen.
Sementara dari hasil Survei Kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dari tahun 2021 dengan SSGI persentase balita stunting di Kabupaten Gunungkidul sebesar 20,6 persen.
Pada 2022 persentase stunting hasil SSGI naik menjadi 23,6 persen dan pada 2023 dengan dilakukannya Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menurun menjadi 22,2 persen.
Baca Juga:
PSG Siapkan Rp16 Triliun untuk Kontrak Baru Mbappe Selama 10 Tahun
"Sementara dari hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) yang dilakukan oleh tenaga gizi di puskesmas pada 2022,menunjukkan angka 15,42 persen atau sekitar 4.574 balita, sedangkan untuk 2023, menurun menjadi 4.310 balita atau sekitar 15.25 persen," katanya.
[Redaktur: Amanda Zubehor]