Jogja.WahanaNews.co, Yogyakarta - Sejumlah warga Kota Yogyakarta memeriahkan Pemilu 2024 dengan mengubah tempat pemungutan suara (TPS) 14 di Kelurahan Ngampilan, Kecamatan Ngampilan, menjadi sarana edukasi pengelolaan sampah bagi masyarakat.
Beragam produk hasil daur ulang sampah tampak menghiasi berbagai sudut TPS 14 mulai dari lampion dari botol plastik hingga meja dari tutup drum bekas sebagai alas kotak suara.
Baca Juga:
KPU Kota Pekalongan Fasilitasi Pendampingan Pemilih Disabilitas dan Lansia Pilkada 2024
Koordinator Tim Pendukung TPS 14 Dimas Arifin Hamzah di Yogyakarta, Rabu (14/2/2024), menuturkan konsep tersebut sengaja dimunculkan karena sampah tengah menjadi isu strategis di Kota Yogyakarta.
"Harapan kami melalui konsep kegiatan ini sedikit ada pesan moral kepada masyarakat yang datang menggunakan hak pilihnya sehingga bisa sadar pentingnya membantu menyelesaikan masalah sampah," ujar dia.
Menurut Dimas, upaya menyulap TPS 14 sebagai sarana edukasi pengelolaan sampah berasal dari inisiatif warga setempat, khususnya para pemuda yang peduli dengan persoalan sampah.
Baca Juga:
KPU Sigi Pastikan Semua Surat Suara Rusak Diganti untuk Pilkada 2024
Konsep tersebut ditegaskan Dimas bukan untuk menyindir Pemerintah Kota Yogyakarta terkait penanganan sampah.
"Kita tidak menyindir malah justru kita ingin mengajak warga masyarakat (berpartisipasi mengelola sampah)," kata dia.
Warga di Kelurahan Ngampilan, kata dia, secara mandiri bergotong royong sejak Minggu (11/2/2024) mendukung pesta demokrasi dengan turut menghias TPS 14 dengan berbagai properti dari hasil pengolahan limbah.
"Secara prinsip kalau teman-teman KPPS kita lebih mengarahkan agar konsentrasi ke teknis pemilunya. Sedangkan kita warga dengan teman-teman pemuda membantu melengkapi perlengkapan pendukungnya," kata dia.
Selaras dengan konsep pengelolaan sampah, anggota KPPS yang bertugas di TPS 14 kompak tidak mengenakan baju resmi, melainkan hanya memakai kaus lengan pendek dengan handuk di leher.
Di depan TPS terparkir sebuah gerobag sampah yang memuat seikat kayu kering yang masih bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Sebagai latar belakang bilik suara, terdapat kain putih berukuran besar bertuliskan "Sampah Agawe Masalah" serta "Wilayahe Resik Rejekine Asik - Pilih Sing Becik Negarane Apik".
"Slogan yang coba kita coba selaraskan antara permasalahan sampah dengan pemilu," kata dia.
Dimas berharap selepas menggunakan hak suara, masing-masing warga di wilayah itu semakin peduli dengan sampah.
"Bagaimana masyarakat bisa mengolah kemudian memanfaatkan barang-barang yang bisa diolah lagi sehingga bisa mengurangi sampah yang dibuang," kata dia.
Salah seorang warga Ngampilan, Syarifa (23) mengapresiasi konsep TPS 14 karena selain unik juga amat terkait dengan kondisi penanganan sampah yang tengah dihadapi Kota Yogyakarta beberapa bulan terakhir.
"Konsepnya sederhana tapi maknanya dalam. Itu juga mempengaruhi bagaimana kita pilih pemimpin biar kebijakan pengelolaan sampah di Yogyakarta semakin baik ke depannya," ucap Syarifa selepas menggunakan hak pilihnya.
[Redaktur: Amanda Zubehor]