WahanaNews-Jogja | Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta utamakan pembangunan pengentasan kemiskinan dan meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat untuk mengatasi masalah kekerdilan (tengkes) di wilayah ini.
Kepala Subbidang Kesejahteraan Rakyat Bappeda DIY Doddy Bagus Jatmiko di Kulon Progo, Senin, mengatakan dampak dari kemiskinan yang tinggi dan pendidikan rendah berpengaruh pada kesehatan ibu hamil yang tergambar dalam beberapa indikator, seperti Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematiann Bayi (AKB) serta kekerdilan.
Baca Juga:
Kemen PPPA Tegaskan Komitmen Lindungi Korban Kekerasan Seksual dengan Regulasi dan Layanan Terpadu
"Untuk mengatasi hal tersebut, kesejahteraan rakyat DIY menjadi tugas dan tanggung jawab dalam indikator kinerja utama pembangunan pemerintah baik pusat maupun daerah," kata Doddy Bagus Jatmiko.
Ia mengatakan DIY memiliki indeks pembangunan manusia tertinggi se-Indonesia, sehingga menjadi pertanda kualitas manusia di DIY cukup tinggi, baik dari usia harapan hidup maupun harapan rentan lama sekolah. Indeks Desa Membangun DIY juga menunjukkan bahwa tidak ada lagi desa tertinggal dan desa sempat tertinggal di DIY.
Hal ini menjadi potensi yang baik dalam upaya penanggulangan kekerdilan di DIY. "Kami juga melakukan kemitraan dan sinergi yang konvergen karena merupakan kunci keberhasilan dalam pencapaiannya dengan tujuan utama tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan dan berkurangnya kesenjangan," katanya.
Baca Juga:
Datangi Polres Malang Kota, Puluhan Kyai dan Ulama Suarakan Netralitas APH
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo Sri Budi Utami mengatakan berdasarkan pengumpulan data yang sudah dilakukan selama 2020, angka penurunan kekerdilan sudah cukup bagus, yakni sebesar 11,8 persen dan 2021 sudah diseminasikan sebesar 10,35 persen. "Kami masih berupaya menurunkan angka kasus kekerdilan dengan program yang sudah kami lakukan," katanya.[non]