Jogja.WahanaNews.co, Yogyakarta - Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta Ibrahim menyebut pertumbuhan ekonomi DIY selama 2023 mencapai 5,07 persen, lebih tinggi dari angka nasional yang sebesar 5,05 persen.
"Secara keseluruhan tahun 2023, perekonomian DIY tumbuh 5,07 persen 'year on year' (yoy) tertinggi se-Jawa dan lebih tinggi dibandingkan nasional," kata Ibrahim dalam keterangannya di Yogyakarta, Selasa (6/2/24).
Baca Juga:
Lebih dari Separuh Provinsi Terdampak, RI Alami Deflasi Terpanjang Selama 2024
Ibrahim menuturkan faktor pendorong perekonomian DIY sepanjang 2023 antara lain permintaan domestik yang masih kuat disertai dengan kenaikan pendapatan upah minimum provinsi (UMP) 2023.
Kenaikan APBD perubahan yang berdampak pada belanja pemerintah serta masih berlanjutnya pembangunan proyek strategis nasional (PSN), disebutkan Ibrahim, turut menopang pertumbuhan ekonomi di DIY.
Meski demikian, Ibrahim mengakui kinerja perekonomian yang bertumbuh positif itu masih tertahan oleh pengaruh dinamika ketidakpastian geopolitik di tengah konflik yang berlangsung serta fenomena El-Nino yang memengaruhi produksi pertanian.
Baca Juga:
Prof Fakhili Gulo Sebut Pertumbuhan Ekonomi Nias Barat Tidak Meningkat: Termiskin di Sumut!
Dia menyebut pertumbuhan ekonomi DIY 2023 secara akumulatif relatif melambat jika dibandingkan 2022 yang tumbuh sebesar 5,15 persen (yoy). Sementara itu, khusus untuk triwulan IV 2023, Ibrahim mencatat pertumbuhan ekonomi DIY tumbuh positif sebesar 4,86 persen (yoy), meski melambat jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 4,96 persen (yoy).
Beberapa faktor pendorong pertumbuhan ekonomi DIY di penghujung 2023, kata dia, antara lain penghapusan PPKM sejak akhir 2022 sehingga menjadi pendorong aktivitas wisata sepanjang tahun lalu, termasuk saat momentum Natal dan Tahun Baru. Selain itu, persiapan pelaksanaan kampanye pemilu, berlanjutnya pembangunan PSN dan proyek strategis daerah lainnya, seperti pelabuhan di Gunung Kidul, proyek tol Jogja-Solo dan jembatan Srandakan II.
"Meski demikian, kinerja positif ekonomi pada periode laporan tertahan oleh pengaruh dinamika cuaca yang menyebabkan mundurnya masa panen komoditas hortikultura dan ketidakpastian kondisi perekonomian yang menahan permintaan ekspor serta memengaruhi kinerja industri pengolahan," kata dia.
BI memperkirakan perekonomian DIY tahun 2024 bakal melanjutkan pertumbuhan positif pada kisaran 4,8-5,6 persen (yoy). Menurut Ibrahim, beberapa tantangan yang berasal dari perekonomian global maupun domestik perlu diantisipasi agar dapat mencapai ekonomi DIY yang berkualitas dan berkesinambungan, sehingga mendorong kesejahteraan masyarakatnya.
"Sinergi dan kolaborasi antara pemerintah daerah, Bank Indonesia, dan Instansi terkait lainnya akan terus diperkuat untuk meningkatkan perekonomian DIY," ujar dia.
[Redaktur: Amanda Zubehor]