WahanaNews-Jogja | Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bantul harapkan akan tetap dilaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas saaat PPKM level 4 diterapkan.
"Ini keprihatinan kita juga, kita kan berharap banyak untuk segera ada pemulihan dalam proses pembelajaran sehingga tumbuh semangat anak-anak dan gairah belajar, dan kejenuhan akan hilang dengan PTM terbatas. Tapi ternyata level PPKM naik menjadi level 4," ujar Kepala Disdikpora Bantul , Isdarmoko, Selasa (8/3/2022).
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Ia mengakui bahwa Gubernur DIY menyampaikan agar pembelajaran jarak jauh (PJJ) kembali diterapkan dalam PPKM level 4.
Namun demikian, Disdikpora akan menunggu turunnya Instruksi Bupati Bantul dan akan menyesuaikannya.
"Harapan kita tetap bisa PTM walaupun sangat terbatas," imbuhnya.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Isdarmoko menyatakan, dengan penerapan prokes dan tumbuhnya herd immunity atau kekebalan kelompok di lingkungan sekolah maka PTM terbatas akan sangat mungkin diberlakukan.
Ia mengakui bahwa selama ini terjadi learning loss atau menurunnya pengetahuan dan kemampuan siswa selama PJJ diberlakukan.
"Karena beda sekali kalau kita rasakan hasil dari PJJ dengan PTM sangat berbeda. Apalagi kita dalam waktu dekat ada beberapa event, yang pertama ujian sekolah untuk kebijakan kelulusan, ini event yang sangat penting," urainya.
Kemudian Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah (ASPD) yang perlu adanya kesiapan lebih dalam.
Termasuk Asesmen Nasional (AN) yang rencananya digelar pada Bulan September nanti.
"Kemudian ada juga Programme for International Student Assessment (PISA) yang tertunda di tahun kemarin karena Covid-19 . PISA akan dilaksanakan tahun ini dan ini harus kita persiapkan. Sehingga dengan adanya PTM akan sangat mendukung membantu dalam persiapan anak-anak," tandasnya.
Meski learning loss sangat dirasakan, pihaknya selama ini terus berupaya untuk mengupayakan peningkatan kecerdasan anak.
"Bahkan sebelum kementerian ada kebijakan kurikulum darurat, kami sudah melangkah membuat kurikulum adaptif, ini kita sudah langsung melaksanakan sejak bulan April tahun kemarin," terangnya.
Menurutnya kurikulum adaptif ini sama dengan dengan kurikulum darurat, yakni kurikulum yang bisa beradaptasi dalam kondisi masa darurat.
Dalam kurikulum ini lebih menekankan materi-materi yang esensial saja.
Upaya kedua adalah dengan melaksanakan pelatihan guru-guru dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) berbasis IT.
Ia menilai tanpa persiapan peningkatan dan pelatihan ini maka guru-guru tidak siap dalam PJJ.
"Yang ketiga kita kondisikan anak-anaknya agar lebih aktif. Namun sudah dua tahun (pandemi) dan titik jenuh sudah terasa, sehingga pembelajaran menjadi stagnan bahkan cenderung menurun," tuturnya.
Dalam kesempatan itu Isdarmoko juga menekankan bahwa di 2021 ada kurikulum baru yakni Kurikulum prototipe untuk sekolah penggerak.
Kurikulum prototipe merupakan kurikulum berbasis kompetensi untuk mendukung pemulihan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning).
Dan di tahun 2022 ini pemerintah berencana memperluas lagi menjadi 10 ribu sekolah penggerak termasuk menawarkan ke sekolah-sekolah di luar sekolah penggerak agar dapat turut menerapkan kurikulum ini.
Ia menyatakan bahwa di tahap pertama kemarin, terdapat 17 TK, 19 SD dan 5 SMP di Kabupaten Bantul yang merupakan sekolah penggerak dan menerapkan kurikulum prototipe ini.
"Saat ini ada seleksi tahap 2 untuk sekolah penggerak. Nanti harapannya semakin banyak lagi dan targetnya syukur bisa mencapai 150 sekolah," tambahnya.[non]