WahanaNews-Jogja | Sebanyak 193 orang warga Kalitengah Lor, Cangkringan, Sleman, mengungsi ke Balai Desa Glagaharjo usai terjadinya rangkaian erupsi Gunung Merapi, sejak Rabu (9/3) malam.
Ketua Komunitas Siaga Merapi (KSM) Glagaharjo Rambat Wahyudi mengatakan, warga mulai mengungsi secara mandiri ke balai desa pukul 23.30 WIB.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
"Total 193 warga, termasuk lansia, balita, dan ibu-ibu," kata Rambat via WhatsApp, Kamis (10/3).
Rambat berujar, sampai detik ini para warga masih memilih tinggal di Balai Desa Glagaharjo yang memang disiapkan sebagai barak pengungsian sejak status Merapi naik ke Siaga (Level III) November 2020 lalu.
Menurutnya, warga baru akan kembali ke kediaman masing-masing saat situasi dirasa mulai kondusif.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
"Menunggu kondusif dan kemungkinan pagi ini kembali ke rumah," tutup Rambat.
Sebelumnya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengamati terjadinya peningkatan aktivitas seismik pada Gunung Merapi, Rabu (9/3) tengah malam. Rangkaian kejadian awan panas guguran kemudian muncul sepanjang periode ini.
BPPTKG mencatat 5 kali kejadian awan panas guguran pada 9 Maret tengah malam. Tepatnya, pada pukul 23.18, 23.29, 23.38, 23.44, 23.53 WIB. Kemudian, satu kali pada 10 Maret 2022, yakni pukul 00.22 WIB.