WahanaNews-Jogja | Masalah over supply listrik atau kelebihan listrik PT PLN (Persero) sejatinya masih bisa di atasi. Terdapat tiga cara supaya kelebihan listrik yang ditanggung PLN ini bisa tuntas.
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, masalah kelebihan listrik PLN bisa diselesaikan dengan tiga cara.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Pertama, pemerintah harus mengevaluasi proyek 35.000 Mega Watt (MW). Hal itu karena pada saat uji kelayakan banyak asumsi yang dipaksakan.
Kedua, perjanjian jual beli listrik yang memberatkan keuangan PLN dengan skema take or pay.
"Ini harus di evaluasi ulang agar PLN punya daya tawar menolak pembelian listrik jika pasokan berlebih," terang Bhima kepada CNBC, Jumat (30/9/2022).
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Ketiga, mempercepat program pensiun dini PLTU batubara melalui Perpres 112 tahun 2022 sehingga kelebihan pasokan di hulu bisa ditekan dan pengalihan ke EBT bisa dipercepat.
Bhima menyatakan, dampak yang terjadi, apabila kelebihan listrik ini masih terus terjadi, maka keuangan PLN akan bleeding atau berdarah-darah. Nasibnya, cash flow yang terganggu itu akan menyebabkan pemerintah turun tangan dalam pemberian Penyertaan Modal Negara (PMN) yang lebih besar.
"Ini disebut sebagai risiko kontigensi terhadap APBN. Kalau dibiarkan terus, maka defisit APBN kembali melebar dan tanggungan masalah PLN berakibat pada menyempitnya ruang fiskal," ungkap Bhima kepada CNBC Indonesia, Jumat (30/9/2022).
Selain keuangan yang berdarah-darah, dampak serius akibat over supply listrik adalah, PLN makin sulit mendapatkan pinjaman baru karena risiko keuangan yang meningkat, sekaligus ketergantungan pada pembangkit berbahan bakar batu bara menurunkan minat kreditur baik bank maupun investor dalam melakukan pembelian surat utang PLN.
"Kalaupun ada yang memberi pinjaman konsekuensi bunga akan sangat mahal, interest payment PLN bisa bengkak. Repot juga, suku bunga sekarang terus naik, terutama bunga global bond ditambah isu lingkungan jadi tantangan utama PLN," tandas Bhima.
Direktur Distribusi PLN Adi Priyanto mengatakan kelebihan pasokan listrik yang terjadi saat ini lantaran imbas dari prediksi pertumbuhan ekonomi yang meleset. Sementara PLN sudah menyiapkan beberapa pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan.
"Ini tentunya kami juga berusaha bagaimana demand ini bisa tercapai dengan adanya pertumbuhan ekonomi pasca Covid-19 jadi lebih bagus. Harapan baru bagi kami bisa matching antara pembangkit listrik tadi dengan potensi pertumbuhan ekonomi yang ada," ujarnya dalam diskusi PMN BUMN, Untuk Apa Sih?, Kamis (29/9/2022).
Ia pun berharap agar pertumbuhan ekonomi di Indonesia semakin membaik ke depannya. Sehingga hal tersebut dapat menekan oversupply yang terjadi saat ini.
Lebih lanjut, menurut dia dengan di bangunnya industri di Batang dan sebagainya, ia berharap dapat membantu menyerap kelebihan pasokan listrik yang ada. Selain itu, PLN juga tengah berupaya agar dapat menunda pengoperasian atau Commercial Operation Date (COD) pembangkit listrik.
"Harapan kami bisa yang usaha-usaha kemarin bahwa PLN ini menunda COD untuk matching dengan demand dengan menunda COD pembangkit. Ini kerja keras teman-teman PLN untuk menegosiasi," kata dia.[zbr]