Jogja.WahanaNews.co, Bantul - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), membangun sumur air bersih di wilayah Pedukuhan Kalidadap, Kelurahan Selopamioro, Imogiri, guna membantu masyarakat setempat mendapatkan sumber air bersih untuk kehidupan sehari hari.
"Penyediaan air bersih yang sehat dan berkualitas ini diharapkan akan membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih pada peresmian Pembangunan dan Pengelolaan Air Bersih (PPAB) di Pedukuhan Kalidadap, Selopamioro, Bantul, Senin (5/4/24).
Baca Juga:
Pemkab Gorontalo Upayakan Pencegahan Korupsi Kesehatan Lewat Sosialisasi dan Optimalisasi Kejaksaan
Apalagi, kata dia, air merupakan kebutuhan dasar bagi semua manusia. Oleh karenanya pemenuhan dan penyediaan air bersih dilaksanakan dengan memperhatikan kuantitas dan kualitas. Selain itu, kata Bupati, penyediaan air bersih juga harus terjangkau baik secara jarak dan biaya, serta berkelanjutan untuk menuju kondisi masyarakat yang sehat dan sejahtera.
"Karena seperti kita ketahui bahwa air adalah salah satu kebutuhan dasar yang harus kita cukupi. Karena itu adanya pembangunan sumur air bersih ini akan bermanfaat bagi masyarakat di Pedukuhan Kalidadap dan sekitarnya," kata Bupati Abdul Halim Muslih.
Pihaknya mewakili pemerintah daerah (pemda) juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah mendukung program pemerintah, karena program pemerintah tidak akan bisa berjalan tanpa kontribusi masyarakat.
Baca Juga:
Pertumbuhan Kredit Perbankan di Kaltara Agustus 2024: Naik 12,43%
Sementara itu Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kelurahan Bantul Sri Nuryanti mengatakan target pembuatan sumur air bersih di Kalidadap ini 30 hari, namun karena terkendala adanya batu hitam, maka alat berat yang digunakan tidak bisa maksimal, sehingga butuh waktu 3,5 bulan.
"Sumber air ini bisa menghasilkan tujuh meter kubik air per jam dan dapat mengaliri sekitar 150 keluarga di wilayah Kalidadap," katanya.
Dia mengatakan program penyediaan air bersih bagi masyarakat ini akan menjadi program berkelanjutan, mengingat di wilayah ini masih terdapat kasus stunting yang tinggi yang diakibatkan oleh kesadaran ber-KB (Keluarga Berencana) yang masih kurang.