WahanaNews-Jogja | Polresta Jogja menggelar rekonstruksi atau reka adegan kasus pembacokan di Titik Nol Kilometer. Para pelaku dan korban memperagakan 15 adegan dalam reka adegan ini di tiga tempat kejadian perkara (TKP).
Kasat Reskrim Polresta Jogja AKP Archye Nevada menjelaskan reka adegan kali ini memperagakan 15 adegan TKP. Ketiga TKP diperagakan di kawasan Titik Nol Kilometer.
Baca Juga:
Mengenal Kota Yogyakarta dan Keajaiban Warisan Sejarahnya
"15 adegan dengan tambahan poin di masing-masing adegan tersebut. Jadi untuk adegan tetap 15 cuma poin dalam adegan itu ada yang ditambahkan," kata Archye kepada wartawan usai reka adegan, Jumat (17/2/2023).
"Jadi tadi ada tiga TKP, rekonstruksi pertama di Jalan Kleringan, kemudian kedua di Jalan Malioboro, dan ketiga di Titik Nol," lanjutnya.
Di lansir detik, di lokasi, kelima pelaku, korban, dan saksi tampak hadir langsung dalam reka adegan ini. Salah satu pelaku, menurut Archye, digantikan perannya dalam reka adegan ini lantaran masih di bawah umur.
Baca Juga:
Warga Sleman Dihajar Massa, Gegera Cabuli Wisatawan Asal Jakarta di Malioboro
Dijelaskan Archye, ada beberapa poin yang ditambahkan saat reka adegan berlangsung. Menurutnya, pelaku dan korban juga telah membenarkan poin-poin yang ditambahkan tersebut.
"Ada sedikit tambahan adegan dalam proses rekonstruksi tersebut dan tadi juga sudah disetujui oleh diduga pelaku," jelas Archye.
"(Adegannya) Pada saat diduga pelaku memukul korban, kemudian korban menangkis atau bertahan dalam pukulan yang dilakukan oleh diduga pelaku tersebut," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, enam pria gerombolan pelaku pembacokan di Titik Nol Kilometer Jogja ditangkap polisi. Terungkap motif pelaku lantaran tersinggung oleh aksi korban bleyer dan jumping saat naik sepeda motor.
Kapolresta Jogja Kombes Saiful Anwar menjelaskan awalnya korban bersama temannya keluar dari kontrakan untuk berkeliling kota Jogja.
"Bermula pada Selasa (7/2) kurang lebih jam 04.00 pagi ya. Saat itu korban bersama rekannya keluar dari kontrakan mengendarai motor niatnya hanya jalan-jalan keliling Jogja," kata Saiful saat jumpa pers di kantor Polresta Jogja, Jumat (10/2).
Ketika korban dan rekannya sampai di kawasan Malioboro, korban menggeber-geber atau bleyer motornya dan jumping-jumping. Pelaku G (17) yang berada di lokasi merasa tersinggung dengan kelakuan korban dan temannya.
"Mereka melewati tempat di Malioboro ini mereka memang sempat melakukan bleyer-bleyer motor sambil menjumping-jumpingkan motornya," jelas Syaiful.
"Dengan kegiatan seperti itu ada pelaku (G) yang tersinggung dengan apa yang dilakukan korban dan pengejaran terhadap si korban dan akhirnya terjadilah keributan di Titik Nol," imbuhnya.
Pada kejadian pertama tersebut, pelaku G yang terdesak akhirnya pulang ke rumahnya dan mengambil sebilah besi. Selanjutnya pelaku menghampiri tempat nongkrong teman-temannya dan lanjut mendatangi korban lagi.
"Pelaku pulang mengambil sepotong besi ini, kemudian dia menuju kepada tempat nongkrong teman-temannya, kemudian menceritakan, (lalu) mendatangi korban saat itu masih berada yaitu di Titik Nol Kilometer kemudian terjadilah peristiwa penganiayaan tersebut," ujarnya.
Para pelaku masing-masing inisial FN (28) warga Jetis, Kota Jogja; YG (33), LT (23), TR (27), NK (20), dan G (17), seluruhnya warga Gedongtengen, Kota Jogja.
"LT eksekutor, menyabet celurit mengenai helm korban satu kali dan bahu korban satu kali," jelasnya.
Sementara pelaku lainnya ada yang memukul dan menendang korban, teman korban, dan sepeda motor korban. Dalam kasus ini polisi mengamankan barang bukti di antaranya sepeda motor, celurit, dan besi. Para pelaku dijerat Pasal 170 KUHP.[zbr/detik]