WahanaNews-Jogja | Program Electrifying Agriculture menjadi lompatan besar bagi sektor pertanian di Tanah Air, termasuk DIY. Program yang digagas PT PLN (Persero) ini telah membawa sektor pertanian menjadi lebih maju dan modern dengan memberikan pelayanan listrik yang mudah, terjangkau dan andal untuk mendukung produktivitas para pelaku usaha agrikultur.
Hal tersebut telah dirasakan sendiri oleh anggota Kelompok Tani Pasir Makmur Srigading Sanden Bantul saat menggelar Wiwitan Pasar Lelang Cabai, Selasa lalu (11/10/22).
Baca Juga:
PLN-Ditjen Gatrik Sinergi Kendalikan Perubahan Iklim pada Subsektor Pembangkit Listrik
Cabai yang dilelang ini merupakan buah manis dari kerja keras petani selama kurang lebih setahun belakangan. Lelang yang dimulai sejak 2013 ini dimaksudkan untuk menyeragamkan dan mengangkat harga cabai.
Ketua Kelompok Tani Pasir Makmur Sumarna menyampaikan keberhasilannya dalam memanfaatkan lahan pasir sebagai media menanam cabai ini tidak lepas dari peranan program Electrifying Agriculture dari PLN. Dengan listrik, dirinya dapat mengoperasikan irigasi kabut untuk melakukan penyiraman.
“Setiap satu hektar untuk satu kali siram membutuhkan biaya Rp 85 ribu untuk pembelian BBM sebelum menggunakan listrik. Dengan menggunakan listrik, biaya yang dikeluarkan hanya cukup Rp 15 ribu,” ujarnya, Minggu (16/10/).
Baca Juga:
Selamat Tinggal Listrik 12 Jam, Kini Seluruh Desa di NTB Punya Listrik PLN 24 Jam
Semenjak dilakukan pemasangan listrik PLN dengan daya 134.300 Volt Ampere (VA) pada September tahun 2021 lalu, produktivitas lahan pasir miliknya dan 95 petani lainnya kian meningkat dan mendatangkan banyak untung.
Cabai yang ditanam dari lahan pasir ini bisa menembus pasar sampai Jakarta, Bogor, Bandung dan Sumatera.
Manager PLN UP3 Yogyakarta, Ahmad Samsuri berharap program ini terus dapat berkelanjutan dan mendatangkan manfaat yang besar bagi para petani Jumlah petani pasir di Bantul yang telah memanfaatkan listrik PLN untuk irigasi berjumlah 116 orang sampai saat ini.[zbr]