WahanaNews-Jogja | Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta waspadai adanya potensi kenaikan kasus demam berdarah dengue (DBD) pada masa puncak musim hujan setelah adanya peningkatan kasus di beberapa wilayah sekalipun masih terkendali.
“Sejauh ini ada beberapa wilayah yang mengalami kenaikan kasus tetapi semuanya masih terkendali. Kenaikan hanya di ‘spot-spot’ tertentu saja. Dimungkinkan karena curah hujan kembali mengalami kenaikan,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Lana Unwanah di Yogyakarta, Jumat.
Baca Juga:
Kenang Ryanto Ulil, Brigjen TNI Elphis Rudy: Saya yang Antar Dia Jadi Polisi, Kini Antar ke Peristirahatan Terakhir
Meskipun peningkatan kasus tidak terjadi merata di seluruh wilayah Kota Yogyakarta, namun Lana tetap meminta seluruh warga di kota tersebut untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kenaikan kasus demam berdarah dengue (DBD) saat puncak musim hujan.
“Bagaimanapun juga, Yogyakarta adalah wilayah endemi DBD sehingga ada temuan kasus yang terulang,” katanya.
Ia mengatakan beberapa wilayah dengan kondisi permukiman yang padat penduduk dinilai memiliki potensi yang cukup besar terjadi penularan kasus DBD sehingga dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan tidak ada tempat perkembangbiakan nyamuk.
Baca Juga:
OTT di Bengkulu, KPK Amankan 8 Pejabat dan Sita Sejumlah Uang Tunai
“Pembersihan lingkungan secara berkala harus dilakukan guna memastikan tidak ada tempat bagi nyamuk untuk berkembang biak,” katanya.
Program penyebaran nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia, lanjut Lana memberikan dampak yang baik dalam penurunan kasus DBD di Kota Yogyakarta secara umum.
“Program tersebut menunjukkan efektivitas yang bagus dan cukup signifikan. Dimungkinkan bisa direplikasi di daerah lain untuk pemberantasan DBD,” kata Lana Unwanah .
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, kasus DBD menunjukkan tren penurunan dalam tiga tahun terakhir yaitu dari 478 kasus dengan satu warga meninggal dunia pada 2019 menjadi 296 kasus tanpa ada kematian pada 2020, dan pada 2021 tercatat 92 kasus dengan satu pasien meninggal dunia.
“Penerapan pola hidup bersih dan sehat saat pandemi COVID-19 dimungkinkan menjadi faktor penyebab menurunnya kasus. Tetapi yang paling penting tetap pola hidup bersih disertai 3M dan pemberantasan sarang nyamuk,” kata Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu.[non]