WahanaNews-Jogja | Pembangunan jalur alternatif Sleman-Gunungkidul di segmen Ngalang-Bobung menunai protes dari warga di Kalurahan Ngalang, Gedangsari.
Pasalnya aktivitas ini menyebabkan sejumlah masalah mulai dari terganggunya akses warga, fasilitas listrik yang tidak memadai hingga terganggunya saluran air bersih di masyarakat.
Baca Juga:
Hindari Gangguan Listrik Akibat Hilangnya Perlengkapan di Instalasi, PLN Ajak Warga Turut Jaga Infrastruktur Kelistrikan
Kepala Dusun Karang di Kalurahan Ngalang, Bardiyanto mengatakan, pembangunan jalur alternatif Sleman-Gunungkidul di ruas Ngalang hingga Bobung di Kapanewon Patuk menimbulkan keresahan di masyarakat. Kondisi ini tidak hanya terjadi di Dusun Karang karena untuk warga di Dusun Sambeng juga mengalami hal yang sama.
“Sudah ada audiensi dengan Komisi C DPRD DIY serta melakukan peninjauan lokasi untuk melihat permasalahan di lapangan,” kata Bardiyanto kepada wartawan, Jumat (19/8/2022).
Dia menjelaskan, ada beberapa permasalahan terkait dengan pembangunan jalan ini. Salah satunya warga khawatir dengan instalasi listrik yang terpasang hanya menggunakan tiang bambu dan bukan memakai tiang khusus untuk listrik.
Baca Juga:
Hindari Gangguan Listrik Akibat Hilangnya Perlengkapan di Instalasi, PLN Ajak Warga Turut Jaga Infrastruktur Kelistrikan
Bardiyanto bercerita sebelum adanya pembangunan instalasi tersebut menghubungkan sambungan dari rumah ke rumah. Namun setelah dibangun akses menjadi terputus karena ada rumah yang terdampak sehingga harus dibongkar untuk jalan.
“Sudah disambung lagi. Aliran listriknya tidak ada masalah, tapi tiangnya hanya menggunakan bambu. Ini yang menjadi kekhawatiran warga dan meminta ada tiang yang permanen,” katanya.
Menurut dia, permasalahan tidak hanya berkaitan dengan tiang listrik, tapi juga berkaitan dengan saluran drainase serta akses jalan penghubung antar dusun. Ditakutkan ketiadaan drainase dapat menimbulkan longsor karena di sekitar lokasi ada rumah warga. Sedangkan untuk jalan penghubung antar dusun ada permintaan untuk dibuatkan jalan yang lebih layak.
“Kami tidak menolak, tapi jangan sampai mengganggu aktivitas warga yang sudah ada sejak sebelum pembangunan jalan ini,” katanya.
Kepala Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi Sumber Daya Mineral DIY, Andi Kurniawan Dharma mengatakan, sudah menerima masukan terkait dengan keluhan dari warga Ngalang berkaitan dengan dampak pembangunan jalan alternative Sleman-Gunungkidul yang masih dalam pembangunan.
Menurut dia, ada komitmen untuk menyelesaikan berbagai dampak yang kurang baik ini.
Sebagai contoh untuk masalah tiang listrik dan drainase akan dibuat permanen. Hanya saja, prosesnya masih menunggu pengerjaan jalan selesai.
“Tiang bambu hanya sementara. Nanti setelah jalan jadi akan koordinasi dengan PLN untuk memasang tiang yang permanen,” katanya.
Hal yang sama juga berlaku untuk permasalahan akses jalan warga juga ada upaya memfasilitasi. Meski demikian, proses tak serta merta bisa diwujudkan karena butuh lahan guna membangun jalan yang lebih representatif.
“Ini masih butuh waktu, tapi untuk sementara akan dipasang rambu-rambu keselamatan. Sebenarnya kalau lahannya sudah tersedia bisa dibangun, tapi karena belum maka butuh proses,’ katanya.[zbr]