"Karena kemarin ikut menyeret nama institusi kampus UGM, seperti saya di-drop out kemudian, IPK 2,2 dan berbagai macam isu liar yang kaitannya dengan institusi UGM," ucapnya.
Kemudian, kabar ngawur lain yang beredar bahwa Gielbran dikaitkan dengan partai politik tertentu. Ketua BEM KM UGM ini pun tegas membantahnya.
Baca Juga:
BEM Nusantara Riau Desak SF Haryanto Mundur dari Jabatan PJ Gubernur
"Kemudian saya selaku ketua BEM-KM UGM juga tidak terlibat dengan entitas politik praktis manapun," tegasnya.
Serangan itu ternyata bukan hanya menyasar pribadi Gielbran. Kedua orang tuanya pun tak luput dari serangan isu miring yang menyebut bahwa keduanya mendaftar sebagai caleg. Namun, Gielbran memastikan baik dirinya maupun kedua orang tuanya tak terafiliasi dengan parpol manapun.
"Di luar sana sempat ada isu beredar bahwa orang tua saya mendaftarkan diri sebagai calon legislatif di salah satu partai. Perlu diketahui bapak ibu saya adalah guru di salah satu kota di Jawa Tengah dan statusnya sebagai PNS. Jadi tidak mungkin terafiliasi dengan partai, anggota partai atau bahkan ikut berkontestasi dalam pemilu 2024," pungkasnya.
Baca Juga:
5 Alasan Mengapa Harus Ajarkan Sopan Santun pada Anak
Kampus Sangat Kooperatif
Gielbran melanjutkan, UGM tidak mengintervensi pelaksanaan acara diskusi di Bundaran UGM pada Jumat (8/12) itu. Malah, kata dia, kampus sangatlah kooperatif.
"Adapun isu-isu yang beredar liar di luar sana tidaklah benar adanya. Termasuk isu bahwa saya sebagai ketua BEM-KM UGM di-drop out. Bahkan dari UGM sangat kooperatif tidak ada intervensi, tidak dipanggil oleh wakil Rektor untuk perihal agenda diskusi. Jadi jika ada isu saya di drop out itu tidaklah benar," ucapnya.