WahanaNews-Jogja | Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menginginkan pemikiran terkait fikih peradaban yang ia gagas nantinya dapat diajarkan di sekolah atau madrasah yang berafiliasi dengan NU.
"Pada kurikulum madrasah-madrasah NU itu nanti sedang kita upayakan untuk memasukkan elemen pemikiran-pemikiran dalam fikih peradaban," kata Gus Yahya sapaan Yahya Cholil Staquf usai Seminar Nasional bertema "Menafsirkan Kembali Gagasan Fiqih Peradaban dalam Perspektif Geopolitik Islam" di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Selasa (4/4/23).
Baca Juga:
PLN LAKSANAKAN GELAR PERALATAN DAN PASUKAN PEKERJAAN KONTRUKSI JARINGAN WILAYAH KERJA PROVINSI JAMBI TAHUN 2024
Saat ini, menurut dia, elemen pemikiran yang tertuang dalam wacana fikih peradaban masih dibahas di internal PBNU hingga pada saatnya nanti siap diajarkan untuk siswa di sekolah.
Fikih peradaban, menurut dia, penting untuk ditanamkan melalui dunia pendidikan sebagai landasan untuk mewujudkan masa depan peradaban dunia yang lebih baik.
"Penting sekali karena peradaban itu basisnya adalah pendidikan. Masa depan peradaban itu tergantung bagaimana kita mendidik anak-anak kita hari ini. Sehingga anak-anak kita harus dididik tentang wawasan masa depan peradaban yang lebih baik, mulia untuk semua," kata dia.
Baca Juga:
Bawaslu Perintahkan KPU Tetapkan 2 Kader PKB yang Dibatalkan sebagai Calon Legislatif Terpilih
Terkait pengajaran di madrasah, Gus Yahya menyebut pada saatnya nanti akan berkomunikasi dengan Kementerian Agama (Kemenag) RI terlebih dahulu.
"Ya (berkomunikasi dengan Kemenag) pada saatnya, kita kan harus olah dulu secara internal supaya menjadi kontribusi yang memang valid. Kita pastikan valid sebagai kontribusi NU," kata dia.
Yahya mengatakan bahwa fikih peradaban merupakan platform yang disiapkan sebagai titik temu bagi para ulama yang saling berbeda pandangan dalam menyikapi hal-hal strategis di tengah peradaban manusia di dunia.