Mahasiswa FK-KMK UGM lainnya, Salman Hafiz menambahkan ide pengembangan larvasida alami berangkat dari keprihatinan mereka terhadap laporan WHO mengenai lonjakan tajam kasus DBD secara global.
Lonjakan wabah DBD ditandai dengan peningkatan signifikan dalam jumlah, skala, dan peningkatan kasus.
Baca Juga:
Kedubes Ceko Resmi Buka Kantor Konjen Kehormatan di Yogyakarta Perkuat Hubungan
"Bahkan WHO menyatakan terjadinya lonjakan wabah pada saat ini diikuti dengan penyebaran ke wilayah yang sebelumnya belum terpapar DBD," ujarnya.
Data WHO 2023 mencatat meski hampir 80 persen atau sekitar 4,1 juta kasus penyebaran wabah DBD dilaporkan terjadi di wilayah Amerika. Namun di Asia Tenggara, terutama di Thailand, prevalensi kejadian DBD pada 2023 meningkat tajam menjadi lebih dari 300 persen dibanding tahun sebelumnya.
Gagasan yang diusung empat mahasiswa muda dalam Tim MOSAIC itu berhasil mengantarkan mereka sebagai finalis dalam kompetisi Internasional Bio-Circular-Green economy (BCG) yang diselenggarakan oleh Kasetsart University, Thailand.
Baca Juga:
Pemkab Sleman Perbaiki 13 Jembatan untuk Keamanan dan Kenyamanan Masyarakat
Peneliti Pusat Kedokteran Herbal UGM sekaligus pembimbing Tim MOSAIC, Dr Jatmiko Wicaksono, mengatakan dengan keikutsertaan mahasiswa UGM dalam kompetisi maupun forum internasional bisa memberikan pengalaman bagi mereka.
"Gagasan yang diajukan juga dapat memberikan kontribusi dalam penyelesaian persoalan di tingkat global," ujarnya.
[Redaktur: Amanda Zubehor]