"Air bisa diambil dari sumber permukaan, seperti sungai hingga sumur yang masih tersedia," katanya.
Drajad mengatakan luas lahan pertanian bisa menyusut lantaran kurangnya persediaan air di musim kemarau. Namun penyusutan baru akan dirasakan memasuki puncak musim kemarau.
Baca Juga:
Kelompok Tani Saroha Kotanopan Kembali Laksanakan Pertanaman Jagung 1 Jt Hektar Tahap III Reklamasi Eks Tambang Jadi Lahan Pertanian
"Kalau saat ini pertanian masih aman karena air masih tersedia," jelas Drajad.
Salah satu wilayah lahan pertanian yang bisa berdampak di musim kemarau berada di Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Girimulyo.
Ketua Kelompok Tani (Poktan) di Girimulyo Kismadi mengatakan di puncak kemarau, lahan padi bisa menyusut hingga 50 persen. Penyusutan terjadi karena ketersediaan air yang berkurang.
Baca Juga:
Targetkan Panen Raya, Bupati Nias Barat Bagikan Puluhan Ton Benih Padi dan Jagung kepada Kelompok Tani
Meski ada penyusutan lahan tanam padi, para petani tetap memanfaatkan lahan yang tersisa untuk menanam palawija seperti kedelai dan kacang hijau.
"Kami pun meminta ke DPP Kulon Progo untuk bantuan pompa air, yang kini sudah terealisasi," kata Kismadi.
Lahan yang dikelola Poktan Mardi Raharjo tersebut luasnya mencapai 18 hektare. Lahan tersebut dikelola sebanyak 64 petani yang menjadi anggota poktan.