Selain kesiapan anggaran, lanjut Made, Pemda DIY telah memetakan potensi daerah guna mendukung keberlanjutan program MBG.
Untuk kesiapan bahan baku, dia menyebut produksi padi di DIY yang mencapai 546.000 ton per tahun cukup untuk memenuhi kebutuhan MBG yang diperkirakan membutuhkan sebesar 10.600 ton per tahun. Namun, untuk sayur-mayur, dia mengakui DIY masih bergantung pada pasokan dari luar wilayah, seperti Jawa Tengah.
Baca Juga:
Karyawan Dapur MBG di Depok Digaji Rp2 Juta Tiap Bulan
"Kalau dari sisi produktivitas padinya mencukupi dari total kebutuhan penyediaan program ini karena cukup besar yang di siapkan, hanya saja untuk sayursayuran ini yang kita masih sangat tergantung dari wilayah-wilayah sekitar DIY," ujar dia.
Menurut dia, kegiatan MBG di level daerah ditangani langsung oleh pusat melalui Badan Gizi Nasional (BGN) serta Satuan Pelayanan Pelaksanaan Program Gizi (SPPPG) yang melibatkan TNI/Polri untuk suplai bahan pangannya.
Hingga saat ini, kata Made, terdapat tiga SPPPG di DIY yang berada di Sleman), Gunungkidul, dan Bantul yang masing-masing bakal melayani sekitar 3.000 siswa.
Baca Juga:
3.114 Paket Makanan Bergizi Gratis Didistribusikan ke Sekolah di Kabupaten Tangerang
Koordinator Substansi Hubungan Masyarakat, Biro Umum, Hubungan Masyarakat, dan Protokol Setda DIY Ditya Nanaryo Aji menambahkan untuk proyek percontohan MBG di DIY, BGN telah menunjuk sejumlah sekolah di wilayah Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Sleman yakni di SMK N 3 Wonoasari, SMA Negeri 1 Wonosari, SMA Negeri 2 Sleman, dan SMK Muhammadiyah Mlati.
Menurut dia, sesuai dengan kewenangan di jenjang SMA, SMK dan SLB di DIY, program tersebut bakal menyasar 4.963 siswa SLB, 62.728 siswa SMA, dan 90.475 siswa SMK.
[Redaktur: Amanda Zubehor]