Jogja.WahanaNews.co, Magelang - Pemerintah menargetkan kunjungan wisata, baik wisatawan dalam maupun luar negeri, ke Candi Borobudur bisa mencapai dua juta orang per tahunnya.
"Kemarin diperhitungkan oleh teman-teman dari Kemenparekraf itu hampir dua juta per tahun, kalau melihat perbandingan umat Buddha dunia," ujar Dirjen Bimas Buddha Kemenag Supriyadi di Magelang, Rabu (11/10/23).
Baca Juga:
Sambut Waisak 2024, 40 Bhikku Thudong dari TMII Menuju Borobudur
Kementerian Agama mendukung kawasan Borobudur menjadi destinasi pariwisata prioritas sekaligus menjadi tempat peribadatan umat Buddha Indonesia dan dunia.
Borobudur saat ini masuk dalam lima Destinasi Super Prioritas di Indonesia yang menjadi fokus untuk dikembangkan pemerintah sesuai instruksi Presiden Joko Widodo.
Untuk mencapai target kunjungan, Supriyadi akan mengajak umat Buddha di Indonesia untuk sama-sama mendorong masyarakat dunia, khususnya umat Buddha, untuk datang ke Borobudur.
Baca Juga:
Anggota Komisi VI DPR RI: Tol Yogyakarta-Bawen Solusi Kemacetan Saat Liburan
"Jadi kita akan meningkatkan kunjungan wisata juga. Itu yang kita coba dorong bagaimana umat Buddha juga mendorong agar masyarakat dunia (datang ke Borobudur)," katanya.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Magelang, jumlah wisatawan lokal yang berkunjung ke Candi Borobudur sebanyak 1,44 juta orang pada 2022. Jumlahnya melesat 241,26 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 422.930 orang.
Target dua juta tersebut dinilai realistis mengingat dalam beberapa tahun terakhir kunjungan ke Borobudur merosot tajam akibat pandemi COVID-19.
"Selesai masa COVID-19, hampir tiap hari kami mendapat surat kunjungan wisata. Catatan kami, per hari 1.200, naik candi 150 orang (per jam). Kemudian ada euforia, wisatawan boleh naik candi dengan pembatasan 150 (orang) dan ada durasi," kata dia.
Pemerintah juga, kata dia tengah merumuskan konsep tata kelola kawasan Candi Borobudur demi mendorong pengembangan pariwisata di sana.
"Kita sedang menyusun konsep selain ibadah biasa dalam hal ini hari keagamaan. Kami terus mengkaji dan proses terus berlanjut," kata dia.
[Redaktur: Amanda Zubehor]