Dalam melakukan PTM 100 persen ini dia mengaku kesulitan dalam menerapkan jaga jarak saat siswa berada di dalam kelas.
"Jujur kami sampaikan kalau di dalam kelas belum bisa jaga jarak. Karena, satu meja lebar atau panjang 120 cm dipakai berdua. Dipakai berdua siswa ga bisa jaga jarak minimal satu meter, kalau jaga jarak 1 meter keterbatasan luas ruangan," kata dia.
Baca Juga:
Netanyahu Resmi Jadi Buronan Setelah ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan
Lanjut dia, untuk mempermudah tracing jika terjadi kasus penularan di lingkungan sekolah maka diterapkan sistem dalam satu bangku urut sesuai dengan nomor absen siswa.
"Kalau terjadi sesuatu tracing-nya lebih gampang. Anak-anak juga komplain, ada yang bilang canggung justru itu yang kita galakkan karena malah jaga jarak," ujar dia.
Salah satu siswa SMAN 6 Yogyakarta Revandi Ahmad Haritz mengungkapkan, ia senang saat PTM 100 persen diterapkan karena saat PTM ia lebih mudah dalam menangkap pelajaran.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
"Materinya lebih mudah dicerna, kalau belajar daring ga pake tenaga buat ke sekolah bisa tidur-tiduran. Nggak konsen, lebih enak PTM," kata dia.[non]