Idealnya usia pernikahan adalah, laki-laki berusia 25 tahun dan perempuan berusia 21 tahun. Merasa paling tahu Patricia mengungkapkan bahwa tantangan lain yang dihadapi ketika berhadapan dengan keluarga berisiko stunting adalah mengedukasi orang tua atau anggota keluarga yang mengasuh sang bayi tentang pentingnya nilai gizi yang terkandung dalam makanan.
Para orang tua itu, seringkali merasa paling tahu gizi yang dibutuhkan anak-anaknya, padahal itu belum cukup. Dewi pun mengamini hal tersebut. Di kalangan anak-anak remaja Yogyakarta, mereka juga telanjur terpapar makanan cepat saji yang tidak memenuhi standar dan dampaknya si anak cenderung tidak suka sayuran hijau.
Baca Juga:
Pemerintah Kota Semarang Raih Penghargaan Terbaik I Penanganan Stunting di Jawa Tengah
Untuk mengatasi hal tersebut, ketiga srikandi itu terus melakukan pendampingan secara masif melalui pertemuan-pertemuan warga di lintas komunitas. Mereka biasanya masuk ke pertemuan-pertemuan lintas komunitas, bahkan komunitas lansia.
Pada pertemuan itu mereka menyampaikan pentingnya air susu ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan. Bahkan, pengetahuan itu terus mereka sampaikan, meskipun yang dihadapi bukan sasaran. Mereka berkeyakinan, paling tidak lansia itu memiliki pengetahuan bahwa zaman dulu dan sekarang berbeda.
Ketika terjun ke lapangan, tim pendamping keluarga ini juga masih sering menemukan nenek yang memberikan makanan tambahan selain ASI pada bayi yang belum berusia enam bulan.
Baca Juga:
Bele Mo'o Sehati: Strategi Dinkes Gorontalo Tangani Stunting dengan One Stop Service
Jika menemukan para pengasuh seperti itu, mereka tidak bosan terus memberikan pengertian bahwa pencernaan bayi belum cukup kuat untuk menerima makanan-makanan bertekstur, sehingga sampai usia enam bulan, bayi cukup diberikan ASI saja.
[Redaktur: Amanda Zubehor]