Di kompleks PIAT yang berada di Berbah, Kalitirto, Sleman inilah mengolah sampah berdasarkan jenisnya. Sampah organik seperti dedaunan akan diolah menjadi pupuk kompos.
“Hasilnya pupuknya digunakan taman-taman di sekitar kampus,” katanya.
Baca Juga:
KPK Tak Terima Julukan Disebut Lebih Mirip 'Polsek Kuningan'
Pipit Noviyanti Koordinator Unit Pengolahan Sampah PIAT UGM mengatakan rumah inovasi daur ulang di komplek PIAT menerima tiga kategori sampah yang berasal dari kampus UGM, sampah sapuan daun, sampah ranting, dan sampah residu yang sudah tercampur.
Sampah daun dan sampah ranting, dikomposkan di PIAT UGM dengan metode windrow composting. Sedangkan untuk sampah residu, digunakan pemilahan secara manual terlebih dahulu dan kemudian akan dilakukan cacah pilah pada sampah tersebut.
“Untuk pengolahan sampah organik outputnya merupakan kompos yang dimanfaatkan untuk lingkungan internal PIAT sendiri dan juga dimanfaatkan untuk wilayah kampus untuk pemupukan tanaman," paparnya.
Baca Juga:
Kedubes Ceko Resmi Buka Kantor Konjen Kehormatan di Yogyakarta Perkuat Hubungan
Sampah campur dari hasil cacah pilah outputnya ada 3 macam, yaitu bubur organik untuk pengomposan, produk lainnya yaitu low value plastic atau plastik yang sudah tidak memiliki nilai yang saat ini diolah oleh mitra pihak ketiga menjadi bahan bangunan.
Terakhir adalah sampah residu yang tidak dapat diolah lebih lanjut masuk ke tahap pemrosesan akhir.
UGM akan terus menggencarkan kampanye Zero Waste di kampus supaya dapat meminimalisir volume sampah setiap harinya dan memudahkan petugas kebersihan untuk mengangkut sampah dan mengolah sampah.