“Saya kira tantangan kita yang paling penting adalah perubahan perilaku. Kami sudah memfasilitasi dengan jumlah penggerobak yang tersedia saat ini sudah cukup untuk melayani warga. Selain itu, tercatat ada 1.130 transporter berbasis wilayah kelurahan yang melayani 50.225 Kartu Keluarga di seluruh Kota Yogyakarta," jelas Hasto.
Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Yogyakarta, Octo Noor Arafat melaporkan bahwa hingga saat ini jumlah posko darurat sampah telah bertambah menjadi 27 posko.
Baca Juga:
Volume Sampah di Pontianak Naik 25 Persen Selama Libur Lebaran Tahun Ini
Penambahan ini dilakukan untuk mengantisipasi masih banyaknya warga yang membuang sampah secara sembunyi-sembunyi.
“Untuk saat ini kami masih melakukan sosialisasi, namun dalam waktu dekat kami akan mempertegas pelarangan pembuangan sampah sembarangan dengan memaksimalkan fungsi posko darurat,” ujarnya.
Senada dengan hal tersebut, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Agus Tri Haryono, menyebutkan bahwa selama masa libur Lebaran terjadi lonjakan volume sampah hingga 20 persen. Namun, per tanggal 7 April 2025, sebagian besar TPS sudah dalam kondisi kosong.
Baca Juga:
Pemkot Pekanbaru Tutup TPS Liar yang Meluber di Perbatasan Kabupaten Kampar
“TPS Sagan, Pasar Sore, Depokan Kotagede sudah dibongkar. Kami menargetkan seluruh TPS akan ditutup secara permanen hingga akhir April ini. Ke depan, pengelolaan sampah akan sepenuhnya berbasis depo,” katanya.
Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Pemkot Yogyakarta untuk menciptakan kota yang lebih bersih, sehat, dan tertata, sejalan dengan penguatan tata kelola sampah dari hulu ke hilir.
[Redaktur: Amanda Zubehor]