WahanaNews-Jogja | Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di Sleman masih dilaksanakan dengan metode dua sift dan kapasitas 50 persen.
Kendati demikian, di tengah lonjakan kasus Covid-19 yang terus meningkat, apabila kondisi dinilai mengkhawatirkan, maka sekolah boleh mengambil kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) meskipun di lingkungan sekolah tidak ditemukan kasus.
Baca Juga:
Aksi AKP Dadang Guncang Solok Selatan, Hujani Rumah Dinas Kapolres dengan Tembakan
"Kalau sekolah tidak ada kasus, tapi lingkungannya banyak ditemukan kasus, dan menghawatirkan, maka demi keselamatan, ketenangan, maupun biar aman, kalau Kepala sekolah mengambil kebijakan PJJ boleh," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Ery Widaryana, Jumat (25/2/2022).
Selain itu, jika banyak siswa di sekolah yang izin sakit karena bergejala flu.
Meskipun belum tentu itu Covid-19 ,--karena saat ini sedang musim flu,-- maka demi kenyamanan bersama, sementara sekolah diperbolehkan melaksanakan PJJ.
Baca Juga:
OTT KPK Bengkulu, Calon Gubernur Petahana Dibawa dengan 3 Mobil
Kendati demikian, Ery mengharapkan sekolah yang tidak ada kasus Covid-19 tetap menggelar pembelajaran tatap muka terbatas.
Sebab, belajar di sekolah, meskipun hanya 4 jam pelajaran sangat berarti bagi siswa.
"Banyak orangtua juga yang tetap menginginkan PTM," kata dia.