Jogja.WahanaNews.co, Yogyakarta - Muhammadiyah menyiapkan 718 lokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk pelaksanaan salat Idulfitri 1445 H pada Rabu (10/4/2024).
Berdasarkan keterangan resmi PWM Muhammadiyah DIY, lokasi salatfitri tersebar di 5 kabupaten/kota se-DIY, meliputi Bantul sebanyak 219 titik; Sleman 183 titik; Kulon Progo 89 titik; Gunungkidul 159 titik; dan Kota Yogyakarta 73 titik.
Baca Juga:
BNNP DIY Ungkap Jaringan Pengedar Ganja Medan-Yogyakarta dengan Modus Selai Roti
Sekretaris PWM DIY Arif Jamali Muis menyampaikan, penyelenggaraan salat idulfitri 1445 H terutama penyiapan lokasi menjadi bagian dari layanan Muhammadiyah kepada masyarakat.
PWM DIY berharap masyarakat bisa beribadah secara khusyuk, tertib dan dapat mengambil hikmah dari idulfitri 1445 H ini hingga mendapatkan ridho dari Allah SWT.
Pihaknya berharap kaum muslimin menjadi insan yang bertakwa secara otentik, terutama saat membawa misi rahmat bagi seluruh alam. Momentum Idulfitri tahun ini diharapkan mampu membawa Indonesia menjadi bangsa dan negara berkemajuan dalam berbagai aspek kehidupan.
Baca Juga:
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Kenalkan Sejarah dan Nilai Tanah Kesultanan Lewat Pameran
"Jika ada perbedaan dalam mengawali ramadhan maupun beridulfitri maka kedepankan tasamuh, saling toleran, menghargai dengan penuh kedewasaan," ucap Arif dalam keterangannya.
Sebelumnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir memperkirakan hari raya Idul Fitri 2024 atau 1 Syawal 1445 Hijriah jatuh pada 10 April 2024, atau ada kesamaan antara pemerintah dan Muhammadiyah.
"Insya Allah Muhammadiyah akan ber-Idul Fitri pada 10 April 2024 dan tampaknya Idul Fitri akan sama antara pemerintah dan Muhammadiyah," kata Haedar di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Sabtu (6/4/2024) disitat dari Antara.
Menurutnya, masyarakat tidak perlu bingung meski ada perbedaan awal Ramadhan Muhammadiyah dan pemerintah tahun ini. Terlepas sama maupun beda, ia meyakini seluruh lapisan masyarakat mampu menjaga toleransi.
"Sama maupun berbeda insya Allah kita sudah masuk pada fase saling memahami dan toleransi," ujar dia.
Untuk menyatukan dan mengakhiri masalah perbedaan itu, Muhammadiyah terus mengampanyekan terwujudnya Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).
Menurut dia, KHGT diharapkan tidak hanya berlaku untuk Indonesia saja, melainkan untuk umat Islam di seluruh dunia sehingga perbedaan itu tidak terus berulang.
"Sehingga nanti satu tanggal baru itu berlaku untuk di semua negara. Seperti kalender masehi yang tidak ada perbedaan," kata dia.
Apabila masih terus menggunakan kalender sesuai dengan negara masing-masing, Muhammadiyah memandang perbedaan dalam menentukan waktu-waktu penting umat Islam kemungkinan besar bakal terus terjadi.
[Redaktur: Amanda Zubehor]